Rabu, 05 Oktober 2011

Artikel semau gue


ROKOK HARAM....?????


Oleh : Isti Yogiswandani, SP.


Sssssttt artikel ini kutulis dalam keadaaan gak sadar lho, jd kl ada yang gak nyambung harap dipermaklum......:-D



Ada yang tidak setuju rokok haram? Kalau melihat manfaatnya yang hampir tidak ada bagi siperokok dan begitu besarnya bahaya, sebenarnya pelarangan atau mengharamkan rokok adalah sesuatu yang se benarnya ajakan untuk menuju kebaikan, tapi terkadang justru membuat kita melupakan hal lain yang lebih besar, bagaimana nasib pabrik rokok? Karyawannya? Pendapatan negara dari cukainya? Apakah lebih baik berkompromi demi tetap mengepulnya periuk nasi? Ribet ya? Memang mengharamkan rokok tidak semudah membalikkan telapak tangan atau mengambil uang di ATM. Namun demikian kita tidak dibenarkan tenggelam dalam kenikmatan dari cukai rokok yang kita nikmati beramai-ramai. Yang pertama tentulah diniatkan dari pabriknya, bukan untuk menutup pengoperasiannya dan merugikan petani tembakau, tapi mencari alternatif olahan yang bermanfaat dari Sumber Daya yang ada, baik mesin-mesin maupun tenaga kerja yang diserapnya. Mungkin ada yang dari jurusan pertanian mengetahui kalau tembakau bisa dijadikan pestisida botanik. Meski setahu saya yang sempat mampir di fakultas pertanian, tembakau bisa dimanfaatkan untuk mengusir tokek, maupun melepaskan gigitan lintah. Tapi untuk detailnya, silakan diteliti lebih mendalam dan betul-betul dilaksanakan, sebab ini akan membuat suatu alternatif sekaligus solusi untuk melepaskan bahan baku rokok dengan keharamannya karena dikonsumsi manusia, sebab selayaknya tembakau digunakan untuk mengusir hama atau binatang pengganggu, mungkin juga tikus, entahlah, silakan dikaji dan diteliti kandungan nikotin dan zat-zat lain yang relatif aman untuk manusia, tapi bermanfaat untuk mengatasi gangguan hewan dan serangga yang mengganggu kenyaman hidup kita.
Sedangkan dari arti kiasan yang menyebabkan rokok haram, adalah membakar uang untuk sesuatu yang tak berguna. Misalnya jika kita cukup dengan 3 baju seragam seminggu, untuk apa membuat 4, 5 atau bahkan setiap hari ganti? Apalagi kalau pekerjaannya di ruang ber-AC yang relatif dingin dan keringat kita tak keluar, sebaiknya baju seragam kita berganti 2 hari sekali saja. Untuk apa membuat banyak rumah, kalau 1 rumah saja banyak yang belum punya dan susah payah membangunnya?, untuk apa banyak-banyak mobil, 1 orang satu jika satu mobil paling tidak cukup untuk berempat? Untuk apa ada taksi jika angkot banyak yang berseliweran, untuk apa travel jika ada kereta api atau bis yang bisa mengangkut banyak penumpang? Untuk apa kapal laut jika sudah ada jembatan yang menghubungkan 2 selat? Untuk apa helikopter jika ada pesawat jumbo jet yang mampu mengangkut banyak penumpang? Yah, sebaiknya kita menghemat biaya untuk hal-hal yang tak perlu seperti itu.


Senin, 04 Juli 2011

Hebohnya cari sekolah

'


"AZAS DOMISILI" PERWALI. IDE BRILLIANT PEMICU KONTROVERSI


Saat ini saya lagi "gak punya kerjaan", kecuali menunggu hasil seleksi masuk sekolah ke SMP yang diikuti anak ke-2 saya. Anak saya mungkin adalah salah satu pendaftar yang terkena dampak dari peraturan walikota madiun yang menerapkan azas domisili . Yang maksudnya, pendaftar dari luar kota harus bersabar dulu menunggu sampai semua anak kota mendapat sekolah, barulah anak luar kota boleh masuk. Pengertian lebih halus untuk mengatakan bahwa mulai tahun ajaran ini, anak luar kota dilarang bersekolah di kota. Saat anak saya mendaftar RSBI,dan mengikuti tes, peraturan itu belum disahkan, sehingga saya cuek saja mendaftarkan anak saya ke kota, apalagi nilainya memenuhi syarat dan lolos tes awal. Tapi sekarang, saya harus menerima resikonya dengan lapang dada, dan melupakan hasil tes RSBI. Sebab anak saya tidak mungkin bersaing dengan anak-anak yang memang berdomisili di kota. Saya sempat ngakak, ketika mendengar Nilai UANnya anak kota, meskipun hanya 18,00 lebih berpeluang diterima daripada anak saya nilainya 27 koma sekian karena dari luar kota. Tapi tidak demikian dengan suami saya yang emosi dan jengkel sampai2 menyanyikan "lagu-lagu perjuangan dan kata-kata manis" yang bisa memicu diabetes dan stroke...:-D)))

Sebenarnya, ketika kita menerima dengan hati lapang dan kejernihan hati, perwali itu merupakan salah satu solusi untuk menangkal arus globalisasi yang semakin deras menghanyutkan peradaban. Azas domisili yang kelihatannya tidak manusiawi itu sebenarnya sangat Islami. "Tetanggamu yang paling dekat pintu rumahnya itulah yang paling berhak atas sedekahmu". Tapi maaf saya lupa itu hadistnya siapa.
Sebenarnya, azas domisili ini apabila betul2 disadari dan dipatuhi justru akan menguntungkan daerah. Apabila dahulu bibit-bibit unggul daerah banyak yang ditarik ke kota, dan banyak yang memang sengaja lari ke kota, dengan azas domisili ini, mau tak mau, anak daerah juga akan bersekolah di daerah, kecuali kalau memaksakan diri, maka rankingnya di bawah anak kota yang nilainya paling rendah.
Walikota justru berusaha memberikan tempat pada semua sekolah untuk mendapatkan kesempatan yang merata. Anak-anak yang dahulu tidak bisa masuk sekolah yang disukai banyak orang, sekarang mendapat kesempatan, meski resikonya, sekolah-sekolah di kota harus mau menerima, kondisi anak didiknya yang sekarang, sebab bukan yang terbaik, tapi bibit yang ada di kotalah yang harus dididik, bagaimanapun keadaannya, sekaligus bisa membuktikan, apabila sekolah di kota memang layak diunggulkan, maka mendidik anak-anak kota yang mungkin nilai dan prestasinya kurang bagus bisa menjadi bagus. SEbaliknya, untuk putra-putra daerah, akan terpacu mencintai daerahnya dan menumbuhkan rasa percaya diri, seperti layaknya sekolah di daerah  yang dipilih  anak saya, ternyata mendapat banyak pendaftar, hingga nilai terendah yang bisa diterima adalah 27,25, atau rata-ratanya sekitar 9 koma. Tentunya dengan input yang dilihat dari nilainya berkualitas bagus, sangat sayang bila para pendidik dan semua komponen pendidikan tak mampu mengolahnya menjadi output yang unggul. Karena itu ini akan menjadi tantangan bagi daerah, dengan bibit-bibit sebagus itu apakah akan disia-siakan. Tidak ada lagi kurang semangat mengajar karena kemampuan anak didiknya di bawah rata-rata. Di samping itu, pendidikan akan lebih bisa dipertanggungjawabkan, sebab bila dilaksanakan dengan serampangan apabila dihinggapi kecurangan, yang rugi adalah daerah itu sendiri, sebab menjadi konsumen sekaligus produsen. Mungkin seperti azas "Swadesi"nya Mahatma Gandhi. Karena itu saya berharap besar pada pendidik di daerah. Sehingga azas domisili yang sempat saya ibaratkan seperti antre minyak tanahseharian, tapi pas giliran saya pas habis. Ngenes ya?? Ternyata tidak, justru membuat saya ngakak, sebab minyak habis gak papa, tapi diganti kompor dan gas gratis...:-D)))))). Sebab saya percaya dengan input seperti itu, semangat belajar akan tinggi untuk meraih prestasi, di samping keuntungan jarak dekat dan biaya murah yang tentu saja penghematan luar biasa atas waktu, tenaga, dan biaya bagi saya.
Oke, selamat bagi semua yang diterima di sekolah yang disukai, belajarlah dengan rajin, sebab tentunya bapak2 kita yang duduk di pemerintahan tidak akan tinggal diam, beliau2 pasti akan memberikan tempat pada putra-putra daerah yang mencintai daerahnya, karena azas domisili telah dicanangkan. Jangan bilang tampang ndeso rejeki kota, tapi berbanggalah dengan tampang ndeso rejeki ndeso, sebab tinggal di desa adalah anugerah. Di saat orang kota tinggal berdesak-desakkan, bahkan "tumpuk undhung" di rumah2 susun, kita masih bisa berguling2 di tanah luas menghijau. Selamat belajar yang rajin, karena daerah kita siap menanti  uluran tangan anak-anak daerah sendiri, bukan dari daerah lain. Yook maree......


Kamis, 17 Februari 2011

adilKAH AKU???

                                    HIDUP INI TAK ADIL
             Terkadang kita menuntut keadilan, sebab merasa dirugikan. Tapi pernahkah kita menuntut keadilan karena merasa diuntungkan? Keadilan memang relatif. Ada yang mengatakan, keadilan adalah win-win solution. Sehingga keadilan di sini diartikan kedua pihak yang berseberangan sama-sama puas.Kelihatannya ideal sekali, tapi pada kenyataannya, win-win solution sangat sulit dilaksanakan. Apalagi bila dua pihak yang berseberangan sama-sama mengedepankan ego. Semakin jauh rasanya kata-kata keadilan bisa diraih. Saya pernah menulis dalam status fesbuk saya, "Kehidupan dunia terasa adil hanya jika kita memasukkan kehidupan akherat di dalamnya". Mungkin ada yang menyangkal dengan mengatakan belum tentu.Tapi coba kita sama-sama merenung. Pernahkah kita merasa menjadi orang yang tak berguna? Atau sebaliknya, pernahkah kita merasa menjadi orang yang paling berjasa, paling banyak sedekahnya, paling besar pahalanya?
              Pernah mendengar "Tangan di atas lebih mulia"??? Kira-kira apa arti kalimat itu?Apa hubungannya dengan "adil" yang sedang kita bicarakan???
Apabila kita lebih suka memberi dan merasa lebih mulia dari yang kita beri, layakkah kita disebut adil?Atau kita merasa "sama" atau sederajad dengan yang kita beri, tapi kita mendapat pahala, sebab memberi itu lebih mulia dari menerima? Sebenarnya, kalau dalam pemikiran saya, ketika kita merasa menjadi orang yang berguna karena bisa memberi, maka kita sedang dihinggapi oleh perasaan sombong. Kalau kita mau berpikir secara adil, maka orang yang memberi dan menerima sama-sama berguna, dan sama-sama berpahala. Bayangkan, ketika kita mampu memberi, dan yang menerima puas, maka kitapun puas karena bisa memberi, sehingga yang memberi dan menerima sama-sama puas. Sama-sama berguna bagi manusia lain kan? Ketika kita memberi, dan yang menerima ikhlas, maka kita mendapat pahala kebaikan, sedang yang menerima pemberian kita, telah menyebabkan kita memperoleh pahala, maka tentulah yang menerima pemberian kita juga mendapat pahala. Sama-sama berpahala kan? Lalu, bagaimana memaknai tangan di atas lebih mulia? Kalau menurut saya, agar kita tidak merasa sombong dan merasa lebih baik, apalagi merasa lebih mulia dari orang yang kita sedekahi, maka kalimat itu kita tulis "Tangan Di Atas lebih mulia". Masih kurang jelas??? Kalau begitu ganti saja kata "Di Atas" dengan Allah, sehingga menjadi "Tangan Allah lebih mulia. Lebih nyaman kan kalau yang maha adil itu Allah??? Atau merasa lebih mulia dari orang lain  karena banyak bersedekah  dan banyak memberi? Waduww...jadi ujub dunkjadinya...terus riya', terus..hangus deh pahalanya...hehehe...mau bilang enggak adil karena merasa dirugikan??? Makanya..berfikirlah dengan adil, hhehehe...........

Senin, 24 Januari 2011

Cerpen nostalgia

PERJALANAN ADINDA


“Doorr!!” Adinda tersentak, dan jantungnya berdegup kencang.
“Ada apa, Mas?” Adinda bertanya panik pada kernet yang langsung meloncat dari pintu angkot.
“Sial!! Bannya meletus. Ayo turun dulu…turun.” Kernet kerempeng itu langsung mengambil ban serep, dan mengambil peralatan untuk mengganti ban.
“Lama enggak Mas, menggantinya?” Adinda mulai gelisah.
“Paling juga sepuluh menit,” Kernet itu menjawab acuh tanpa menghiraukan kegelisahan Adinda. Adinda melirik arlojinya, lima menit lagi bel masuk berbunyi. Tanpa berkata apapun dan tanpa menghiraukan penumpang lain yang sempat terinjak kakinya, Adinda bergegas turun dari angkot sambil menyingsingkan sedikit roknya yang di bawah lutut. Berkali-kali diliriknya arloji di tangannya, tetapi jarum arlojinya tetap saja bergerak maju tanpa kompromi untuk menunggu langkahnya yang diiringi nafas tersengal-sengalnya.Adinda mengumpat dalam hati, betul-betul sial dirinya hari ini. Mengapa juga angkot yang dinaikinya tiba-tiba bannya meletus, padahal jarak sekolahnya tinggal 200 m lagi, sedang angkot berikutnya baru lewat setengah jam lagi. Adinda tinggal punya waktu 5 menit untuk mencapai sekolahnya. Setelah menimbang-nimbang Adinda memutuskan untuk turun dari angkot dan berlari saja daripada menunggu angkot berganti ban. Jam pertama ada ulangan fisika, pelajaran yang sungguh merupakan momok baginya. Tadi malam Adinda sudah belajar mati-matian, dan berharap kali ini akan sukses ulangan, meskipun tadi pagi bangunnya sempat telat karena malamnya begadang untuk ulangan kali ini. Adinda enggak ingin menyerah, pokoknya harus berusaha meskipun tetap saja dirinya susah untuk memahami soal-soal fisika yang coba dikerjakannya tadi malam.
Tet…tett…Jarak sekolahnya tinggal 50 m lagi, tetapi suara bel masuk yang begitu keras sempat didengarnya, Adinda berlari sekencang-kencangnya, tetapi pintu gerbang sekolahnya sudah tertutup secara otomatis, dan itu artinya Adinda harus menunggu di luar gerbang sampai jam pertama habis. Masih sempat dilihatnya kerumunan teman-temannya menjauh dari gerbang sekolah, melintasi lapangan rumput, dan menuju ke kelasnya masing-masing. Air mata Adinda menetes tanpa sadar, dipandanginya Gerbang sekolahnya yang begitu megah, SMAN GANESYA, terlukis dengan angkuhnya di gerbang sekolahnya. Sekolah yang menimbulkan kebanggaan di hati Adinda tiap kali orang-orang melirik seragamnya, apalagi dulu Adinda diterima dengan mudah di SMU ini karena NEM nya tinggi. Tetapi kali ini Adinda merasa nelangsa karena peraturan yang diterapkan di sini. Dengan nafas yang masih tersengal Adinda menyandarkan dirinya di depan gerbang. Ditata hatinya yang berduka. Dihapusnya air mata di pipinya.
“Wueee, telat ni, yee..!! Kernet Angkot yang tadi dinaikinya meleletkan lidah ke arahnya tanpa rasa berdosa. Adinda hampir saja melepas sepatunya untuk melempar kernet jahil itu, tetapi angkot itu sudah melaju kencang, meninggalkan debu yang beterbangan di jalan beraspal di depannya. Adinda kembali meratapi nasibnya, rumus fisika yang dihafalnya tadi malam luntur tak berbekas di benaknya, hanya meninggalkan kekesalan dan kepedihan yang sukar dilukiskan. Terbayang Bu Ray, Guru fisikanya yang pernah menuduhnya curang saat ulangan hanya gara-gara Adinda lupa menuliskan kanan atau kiri yang menandakan posisi duduknya, karena untuk kanan dan kiri diberikan soal yang berbeda tetapi sama-sama berbentuk pilihan ganda. Ketika ulangan dibagikan Adinda mendapat nilai tiga, nilai yang mengejutkan bagi dirinya, sebab meskipun Adinda kurang bisa memahami pelajaran fisika, minimal nilai lima masih bisa dicapainya. Ternyata Ulangannya dikoreksi dengan jawaban kiri, padahal Adinda duduk di sebelah kanan. Menyadari hal itu Adinda segera menuliskan “kanan” di kertas ulangannya dan segera menyerahkan kertas ulangan itu untuk dikoreksi ulang oleh Bu Ray, tetapi jawaban Bu Ray sungguh menyakiti hatinya, apalagi itu dikatakannya di muka kelas.
“Dinda, mengapa kamu menipu Ibu? Kamu pikir dengan tanpa menuliskan posisimu kamu bisa ikut mengerjakan sebelah kiri, supaya bisa contek-contekan dengan teman sebangkumu, tetapi setelah kamu cocokkan ternyata jawabanmu lebih cocok untuk posisi kanan terus kamu tuliskan “kanan” supaya nilaimu bagus?” Berlatihlah menjadi anak yang jujur, Dinda. Ibu lebih menghargai anak yang nilainya jelek tapi jujur daripada anak yang nilainya bagus tapi curang. Kali ini Ibu maafkan kecuranganmu, tetapi lain kali jangan kamu ulangi lagi. Anak-anak, kalian jangan sekali-kali meniru ulah Adinda, sebab untuk lain kali Ibu tak akan memberi ampun. Sekarang kita lanjutkan pelajaran kita,” Adinda hanya menunduk menyembunyikan kepedihan hatinya. Sebenarnya ada sesuatu yang memberontak di sana, sebab Ia sungguh-sungguh lupa menuliskan posisinya, dan ia semata-mata menuliskan “kanan” karena memang posisinya di kanan, ia tak menyangka kalau Bu Ray menuduhnya seperti itu. Betapa berkuasanya seorang Guru sehingga bisa memberikan tuduhan yang sungguh-sungguh melukai hatinya, padahal dirinya belum pernah berbohong, apalagi berlaku curang.
“Ayo, masuk. Ini sudah jam ke-2. Jangan sampai telat masuk kelas, nanti dimarahi gurumu. Baru kelas satu kok sudah berani terlambat,” Satpam yang jaga gerbang itu memaki Adinda, membuatnya ingin berteriak menumpahkan kekesalan hatinya. Dilangkahkan kakinya ke kelasnya yang terletak di ujung.
“Hei,..ke ruang BP dulu, minta surat tanda terlambat sambil minta tanda tangan kepala sekolah,” Satpam itu meneriakinya. Adinda memutar langkahnya kearah ruang BP. Susah amat menjadi orang yang terlambat, sekalipun sebenarnya ia tak bermaksud untuk melanggar peraturan sekolahnya, tetapi halangan yang terjadi di luar kemampuannyalah yang membuatnya terlambat, tetapi ternyata akibat yang ditanggungnya terlalu berat.
“Terlambat lagi, ya? Bu Kleopatra, Guru BP yang terkenal cantik itu melemparkan pertanyaan tak simpatik sambil melemparkan senyum sinisnya.
“Saya baru kali ini terlambat, Bu,” Adinda menjawab dengan perasaan tak rela.
“Iya, baru kali ini ketahuan, biasanya manjat tembok, kan?” Bu Kleo masih mempertahankan senyum sinisnya. Adinda menyibakkan poninya dan mengelus rambut pendeknya untuk meredam kejengkelannya. Tak dijawabnya pertanyaan Bu Kleo meskipun di hatinya begitu riuh dengan teriakan-teriakan gaduh untuk menyangkal pertanyaan Bu Kleo. Adinda betul-betul tak mengerti, mengapa hampir semua Guru bersikap curiga padanya. Apakah karena potongan rambutnya yang terlalu pendek seperti laki-laki, atau pembawaannya yang acuh tak acuh justru menyiratkan kebandelan? Mengapa Guru-guru itu tak mencoba mengenalinya lebih dekat, sehingga mereka tahu siapa Adinda sebenarnya, anak yang pandai, disiplin, dan patuh, ataukah karena Adinda bukan siapa-siapa, bukan anak pengusaha kaya yang royal menyumbangkan hartanya untuk kemajuan sekolah ini, dan bukan anak siapa-siapa, tetapi hanya anak petani miskin yang untuk membayar SPP saja sering telat, sehingga tak perlu dikenali dan tak perlu dihargai? Adinda sungguh-sungguh tak mengerti .
“Siapa namamu?” Bu Kleo bertanya dengan sikap melecehkan, membuat Adinda semakin pilu. Kalau namanya saja enggak tahu, bagaimana Bu Kleo bisa menuduhnya sering terlambat?
“Adinda, Bu,” Akhirnya dijawabnya pertanyaan Bu Kleo dengan suara tertahan. Dilihatnya Bu Kleo membuka buku besar yang berisi catatan anak yang terlambat.
“Baiklah. Untung namamu belum pernah terdaftar di sini, jadi kamu cukup membuat pernyataan tidak akan pernah terlambat lagi, tetapi kalau lain kali kamu terlambat, kamu harus minta tanda tangan kepala sekolah, dan tanda tangan orang tuamu. Sekarang tandatangani ini saja!” Bu Kleo mengulurkan surat pernyataan yang harus ditandatanganinya. Adinda membubuhkan tanda tangan tanpa membaca surat pernyataan itu, dirinya sudah putus asa hari ini. Bu Kleo menyuruhnya masuk kelas, ini sudah jam ke-2, berarti sudah bukan pelajaran fisika lagi, tetapi saatnya Bimbingan Karier, yang akan diisi oleh Guru BP yang baru, kalau enggak salah namanya Pak Boy, Adinda melirik Pak Boy yang masih asyik di kursinya sambil meneliti Biodata anak-anak. “Ya Ampunn!” tiba-tiba Adinda ingat kalau hari ini harus mengumpulkan Biodata. Adinda kembali menyalahkan dirinya yang lupa membawa kertas biodata itu. Dihampirinya Pak Boy yang hampir beranjak dari kursinya.
“Pak, maaf. Lembar biodata Saya ketinggalan di rumah, boleh enggak saya mengumpulkan besok?” Adinda meminta toleransi Pak Boy.
“O,..tidak bisa. Dasar anak bandel. Itu kan hanya alasan kamu karena malas. Biodata itu harus kamu ambil sekarang. Pulanglah, kuberi waktu sepuluh menit,” Pak Boy memelototinya dengan tatapan galak, seolah ingin menelannya. Adinda tersenyum kecut.Dirabanya saku seragamnya, di situ tinggal tersimpan uang limaratus rupiah, hanya cukup untuk sekali naik angkot. Kalau ia harus pulang sekarang, berarti ia harus bolak-balik 2 kali, ditambah sekali nanti pulang sekolah. Tetapi untuk meminta pengertian Pak Boy rasanya sudah enggak mungkin, sebab seolah mereka semua mencurigainya sebagai anak yang bermasalah. Adinda menarik nafas panjang mencari akal. Akhirnya diputuskan untuk masuk ke kelasnya dulu. Siapa tahu Parno mau meminjamkan sepeda kumbangnya untuk dinaikinya pulang. Sebab untuk jalan kaki sejauh 4 km rasanya dirinya sudah tak sanggup dalam keadaan patah semangat seperti ini.
Kelasnya terdengar gaduh. Biasa, begitulah kalau sedang terjadi pergantian mata pelajaran.
“Dinda sini, Hei, teman-teman, Dinda sudah datang, nih. Ayo kita kasih selamat,” Ucok sang ketua kelas berteriak memanggilnya. Adinda hanya melongo tak mengerti, mengapa teman-temannya memberinya selamat.
“ Din, enggak usah suntuk begitu! Ulangan fisikanya ditunda minggu depan, Bu Ray sakit,” Ken teman sebangkunya menghampirinya, dan menuntunnya duduk di bangkunya.
“Jadi itu to yang membuat kalian memberiku selamat?” Dinda menanggapi teman-temannya dengan tanpa ekspresi. Tak dihiraukan mereka yang memandanginya dengan tatapan aneh.Diambilnya kunci sepeda kumbang dari tangan Parno, dan dilangkahkan kakinya ke luar kelas untuk mengambil biodatanya yang tertinggal.
“Din,.. tunggu. Lihat, nih!” Ucok menyodorkan sebuah majalah remaja ke tangan Adinda dengan halaman tertentu yang terbuka. Baca, nih!” Adinda terbelalak saking kagetnya. Cerpennya memenangkan lomba cerpen yang diadakan majalah itu. Tangan Adinda gemetar memegangi majalahnya, seolah ada seribu bunga yang bermekaran di hatinya. Kabut yang menyelimuti hatinya seakan telah tersibak.
“Jadi kamu Adinda yang menang lomba cerpen itu, to?” Pak Boy sudah berdiri di depan Adinda.
“Eh,..Selamat. Ternyata kamu berprestasi juga, ya?” Tiba-tiba Bu Kleo sudah ikut nimbrung sambil berlenggak-lenggok kemayu. Adinda memandangi mereka sekilas, tetapi cepat berbalik meninggalkan mereka. Bu Kleo dan Pak Boy melongo.
“Din, biodatanya kamu kumpulin besok juga enggak pa-pa, kok,” Pak Boy berseru pada Adinda, tetapi Adinda tak peduli. Ia tak ingin membagi perasaannya pada mereka, yang seenaknya mempermainkan dan mengombang-ambingkan perasaannya. Ia tak ingin penghargaan dari mereka yang telah melecehkannya, yang terpenting ada kekuatan baru dalam diri Adinda, kekuatan yang menumbuhkan semangatnya yang telah mereka patahkan, bahwa dirinya masih bisa menumpahkan kata hatinya dalam cerpen-cerpennya, yang bisa dibuat sesuka hatinya, yang tak pernah menuduh dan menekan dirinya, dan yang terpenting tak pernah membelenggu kebebasannya, sebab dalam setiap cerpennya, Ia bisa menuliskan apapun yang diinginkannya. Adinda melanjutkan langkahnya dengan hati mantap.
<

Selasa, 11 Januari 2011

Menunggu tindakan nyata para wakil rakyat

PERLINDUNGAN TKI ALA Mr. Pecut



Oleh : Isti Yogiswandani



Ketika sekilas membaca Koran Jawa Pos yang saya beli tadi pagi, Selasa, 23 November 2010, saya menangkap tulisan bercetak tebal di bawah Rubrik Mr. Pecut : TKI Bakal Dibekali Handphone. Saya hanya tersenyum. Suatu solusi yang sangat sederhana untuk melindungi TKI dari kekejaman dan kejahatan para majikannya yang di luar batas kemanusiaan. Tapi tentu saja solusi ini tak bisa dianggap remeh, sebab dipandang secara luas dan bijaksana, Handphone di sini adalah suatu alat komunikasi yang bisa digunakan kapan saja dan di mana saja untuk saling berkomunikasi dengan orang-orang terdekat atau para sahabat, dan dalam keadaan bahaya bisa digunakan untuk meminta perlindungan, misalnya akses komunikasi ke kedubes Indonesia tempat para TKI dipekerjakan. Tapi pada kenyataannya, hampir semua TKI sudah mempunyai handphone atau alat komunikasinya, hanya akses ke kedutaan Indonesia, dan orang-orang yang bisa melindungi dan menentramkan hati para TKI itulah yang belum ada. Tentunya akan sangat menggembirakan bila pernyataan TKI bakal dibekali Handphone itu adalah suatu usaha pemerintah bagi para TKI agar bisa mengakses atau berkomunikasi dengan orang-orang atau badan-badan yang bisa melancarkan pekerjaaannya dan memberikan perlindungan terhadap nasib mereka bila bekerja di luar negeri.
Contoh nyata derita para TKI, yang sebagian besar terekspose adalah TKW, tenaga kerja wanita, sepert Sumiati yang digunting bibirnya oleh majikannya, dan siksaan yang tidak manusiawi lainnya, serta Kasus TKW yang saya temukan dalam Jawa Pos Radar Madiun halaman 29, Derita Ani Setyawati, TKW warga RT 2 RW 1 Dusun Krajan, Prambon, Dagangan, Kabupaten Madiun. Perempuan 33 tahun yang bekerja di Arab Saudi itu dikabarkan menjadi korban kekejian majikannya. Ani mengalami penyiksaan di sekujur tubuhnya setelah 4 bulan bekerja. Penyiksaan yang dialami Ani informasinya dikarenakan meminta haknya sebagai pembantu yang telah bekerja selama 7 bulan, sayang Majikan Ani enggan memberikan gaji dan malah menyiksa ibu 3 anak itu. Saya agak bingung dengan kebenaran kasus ini, sebab di satu sisi dikabarkan kalau Ani mengalami penyiksaan setelah bekerja selama 4 bulan, tapi dalam informasi penyebab penyiksaan itu karena Ani meminta haknya sebagai pembantu selama 7 bulan, sehingga majikannya bukannya memberikan hak Ani tapi malah menyiksanya. Mungkin karena Ani yang baru bekerja selama 4 bulan meminta haknya selama 7 bulan, sehingga majikannya yang merasa tertipu merasa berhak menghukumnya saya kurang paham di mana letak kesalahan berita ini, tapi yang saya tahu, penyiksaan itu sudah di luar batas kemanusiaan, terlepas Ani yang berbohong, sehingga majikannya geram, atau penulis berita yang kurang teliti memberikan informasinya. Yang akan kita luruskan di sini tentunya perlindungan para TKI yang sebagian perempuan, sehingga inilah saatnya tindakan anggota dewan ditunggu bukti kongkretnya daripada sekedar beramai-ramai bergiliran menandatangani sebuah banner berukuran 10 x 3 meter yang didominasi warna biru putih. Di tengah banner terdapat tulisan Beraksi dan Bertindak Untuk Menghapus Kekerasan terhadap Kaum Perempuan . Bahkan di bawahnya tertulis The International Day For The Elimination of Violence Againts Women (Jawa Pos, Selasa 23 November 2010). Sungguh momen yang sangat tepat dan berkesesuaian, di saat para TKW membutuhkan perlindungan dan kenyamanan dalam berkarya membangun bangsa, bahkan dianugerahi gelar pahlawan devisa, inilah saatnya tekad para anggota dewan itu kita tagih realisasinya, seperti yang dikemukakan oleh Mr Pecut dalam mengomentari Wacana yang ada : Atau lengkapnya begini :
Wacana Anggota Dewan : TKI Bakal dibekali Handphone.
Mr. Pecut (menagih bukti nyata) : Salah, mestinya dibekali ilmu kebal
Komentar Mr Pecut yang betul-betul melecut tindakan nyata dengan komentar yang bernada sinis itu sebenarnya mengandung kebenaran. Ilmu kebal yang dimaksudkan di sini adalah hukum tertulis yang berisi perlindungan bagi para TKW dan tentunya juga TKI yang berlaku secara International di semua Negara, sehingga di manapun Tenaga Kerja Indonesia menyumbangkan tenaganya, mereka mendapatkan perlindungan dan kenyamanan tanpa perlu merasa was-was selama mereka mematuhi hukum yang berlaku secara International. Seperti misalnya untuk TKW maupun TKI yang bekerja di Arab Saudi, mereka harus ditempatkan sebagai mitra kerja, bukan sebagai pelayan, yang apabila salah menterjemahkan, atau terjadi miscommunication antara Hukum di Indonesia dan Hukum di Saudi Arabia, maka mitra kerja itu justru diterjemahkan sebagai budak. Di mana semua umat muslim mengetahui, bahwa budak akan kehilangan haknya sebagai manusia jika telah dibeli dengan sejumlah uang. Dapat kita bayangkan, bagaimana jadinya jika sebuah PJTKI telah menerima uang dari calon majikan, sedangkan Sang majikan adalah Bangsa Arab totok yang hanya mengerti hukum di negaranya, pastilah dia akan memperlakukan para TKW bahkan TKI selaksa budaknya. Dan kita tidak bisa mempersalahkannya, sebab di Arab hukum agama adalah hukum yang tertinggi dan dipatuhi semua rakyatnya. Namun demikian, apabila para TKI dan TKW mempunyai majikan yang baik akhlaknya, yang bersedia memerdekakan budak, pastilah mereka akan dihargai selayaknya seorang pelayan yang berhak menerima gaji. Ini hanya sekelumit gambaran tentang kesalahan komunikasi dan penggunaan hukum yang berlaku. Untuk itu, janganlah memfokuskan perlawanan kekerasan perempuan pada kasus-kasus KDRT semata, tapi kasus TKW ini adalah masternya KDRT, di mana perempuan yang seharusnya dijaga kesuciannya di rumah, mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya sebagai penerus bangsa justru diijinkan menentang bahaya menelusuri belantara yang penuh dengan binatang buas yang siap memangsa mereka. Karena itu, kalau tak mampu menghilangkan jumlah TKW, kurangilah secara berangsur-angsur agar para lelaki kembali mendapatkan harga dirinya dan menyayangi keluarganya. Lindungi para TKI dengan Perlindungan hukum tertulis yang tegas dan jelas, dan hukumlah mereka jika tak mematuhi hukum yang sebenarnya justru ditujukan untuk melindungi dan memberi kenyamanan pada TKI. Hanya sampai di sini wacana saya, semoga segera direalisasikan oleh para penguasa penentu kebijakan, sebab rakyat kecil seperti saya hanya bisa berdoa, semoga Allah meridhoi langkah bangsa kita yang sedang bersemangat mencari jati dirinya. Amin.

Senin, 10 Januari 2011

JABAT TANGAN HARAM????

BERJABAT TANGAN DALAM ISLAM
BOLEHKAH?


Oleh : Isti Yogiswandani


Bismillahirrohmannirrohim...........
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh............
Yah, bagi sebagian orang, jabat tangan yang dilarang adalah jabat tangannya para remaja. Tentunya remaja sekarang, kalau remaja jaman saya masih seumur itu, jabat tangan tidak berarti apa-apa. Coba kita cermati dulu hadist yang biasa digunakan sebagai dasar melarang jabat tangan yang saya temukan dalam Buku Pengantar Studi Hadisnya Yusuf Al-Qardhawi halaman 252. Dari hadist riwayat Ath-Tabrani, yang oleh sebagian orang pada saat ini dijadikan dalil untuk mengharamkan jabat tangan antara laki-laki dan perempuan secara mutlak, yang artinya kurang lebih begini :
”Lebih baik bagi seseorang di antara kalian ditusuk dengan jarum besi daripada menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya”.
Astaghfirulloh........Mengerikan sekali ya? Dalam buku ini Yusuf Qardhawi menyatakan, hadis tersebut dinilai hasan oleh Al-Albani, ketika men-takhrij bukunya Al-Halal wa Al-Haram dan juga shahih Al-Jami’ Ash-Shagir.
Sekalipun kita menerima hadis tersebut sebagai hadis hasan, meski hadis tersebut sesungguhnya tidak dikenal pada masa sahabat dan murid-muridnya, yang jelas bahwa hadis tersebut bukan merupakan nash yang mengharamkan jabat tangan. Sebab, hadis itu menggunakan ungkapan ”menyentuh” (al mass), yang di dalam bahasa Al-Quran dan sunnah tidak berarti sekedar persentuhan antara kulit dan kulit. Makna yang dimaksud di sini , sebagaimana dinyatakan oleh Ibn Abbas r.a. (yang digelari Turjuman Al-Quran, penafsir Al-Quran ), adalah bahwa al-mass, al-lams, dan al-mulamasah dalam Al-Quran digunakan sebagai kiasan (kinayah) untuk hubungan seksual (jima’). Sebab Allah SWT yang Mahamulia sering menggunakan kiasan untuk menunjuk makna yang dikehendakiNya. Makna inilah yang dapat kita pahami dari firman Allah SWT berikut ini :
”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan mukmin, kemudian kami ceraikan mereka sebelum ”mencampurinya”, maka tidak wajib atas mereka ’iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya”. (QS. Al-Ahzab (33) : 49).
Sedang makna ”menyentuh” juga terdapat dalam ucapan Maryam dalam (Q.S.Ali Imran (3) : 47) yang artinya :
”Maryam berkata, ”Tuhanku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, sedang aku belum pernah ”disentuh” oleh seorang laki-lakipun.
Selanjutnya untuk penjelasan dihalalkannnya jabat tangan silakan baca buku pengantar studi hadisnya Yusuf Al-Qardhawi halaman 252-255. Sehingga kita menjadi mantap untuk berjabat tangan dengan tetangga, saudara, dan teman-teman kita yang berlainan jenis, senyampang saat itu kita memang diperlukan untuk jabat tangan, misalnya dalam rangka silaturahim, atau pertemuan di mana tempat bagi laki-laki dan perempuan tidak memungkinkan untuk dipisah, dan saat itu diperlukan untuk jabat tangan, seperti saat silaturahmi teman sejawat, saat antri jabat tangan, jabat tangannya anak-anak pada orang tua, dll. Sebab makna dari jabat tangan itu ada di hati kita, kalau di hati kita sudah tumbuh perasaan-perasaan untuk selalu berdekatan dengan yang kita ajak berjabat tangan, saat itulah setan telah menguasai hati kita, dan jabat tangan menjadi dilarang. Sedang larangan yang lebih berbahaya lagi adalah jabat tangannya ulama, Anggota DPR, pejabat tinggi negara, atau siapa saja yang menjadikan jabat tangan itu sebagai sarana untuk memuluskan suatu proyek, peluncuran Undang-undang, Tahu sama Tahu untuk menutupi persekongkolan, dan lain-lain yang mengarah pada pelacuran profesi, pelacuran amanah rakyat, dan pelacuran jalannya pembangunan. Astaghfirulloh.......
Ada lagi jabat tangan yang meresahkan seluruh rakyat Indonesia, yaitu jabat tangannya para bandar narkoba dengan anak-anak, remaja, pejabat, penegak hukum, wakil rakyat, dll yang menyebabkan barang itu dikonsumsi dan meracuni pikiran seluruh rakyak. Astaghfirulloh...........
Semoga kita betul-betul tidak mendekati apalagi melakukan jabat tangan yang seperti ini. Astaghfirulloh.Astaghfirulloh...Astaghfirullohal ’adhiem. Semoga Allah selalu menjaga dan menrahmati kita, seluruh rakyat Indonesia. Amin Ya Robbal ’Alamin.....
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.........

Rahasia kesurupan


 Seringkali kita mendengar atau membaca berita tentang kesurupan. Tapi benarkah kesurupan adalah suatu bentuk kerasukan atau kemasukan roh ? Mungkin ada baiknya kita telaah tentang kesurupan yang kebetulan pernah saya alami. Mungkin ini agak aneh, atau sukar dipercaya, tapi ini adalah fakta, tulisan yang saya uplot di fesbuk saya dalam file note. Sesuatu yang dalam keadaan normal tidak akan saya upload. Sebelumnya saya mohon tidak ada satu pihakpun yang tersinggung dengan tulisan saya ini, sebab tulisan ini saya tulis di saat saya berada dalam keadaan yang "tidak Biasa". Saat itu saya tetaplah menjadi diri saya sendiri, tapi saya berada dalam kekuasaan ilusi yang membuat saya merasa semua orang di seluruh dunia bisa mengawasi gerak-gerik saya. Sehingga apa yang saya tulis saya tujukan untuk semua orang tanpa terkecuali. Mungkin tulisan ini adalah wujud ekspresi alam bawah sadar saya yang tidak suka atau tidak setuju dengan norma-norma di dalam masyarakat yang bagi saya sangat menyebalkan alias "Njelehi". Di samping ketaatan pada agama saya yang justru membuat saya membrontak karena merasa agama saya telah disalahgunakan oleh orang-orang yang sebenarnya memanfaatkan agama untuk kepentingan pribadi atau golongan. Saya akan sangat berbahagia sekali kalau ada psikolog, ahli agama, ulama, ahli fengshui, atau siapa saja yang mau berdiskusi dan meluruskan pemahaman saya tentang hal-hal yang saya tulis di saat ekspresi alam bawah saya "Meledak" karena merasa adanya ketidakadilan dan kesalahan persepsi yang menyebabkan tersesatnya pemahaman manusia pada nilai-nilai kebenaran yang semakin kabur dan sempit, karena justru jauh dari apa-apa yang diperintahkan Allah.Silahkan menikmati artikel kesurupan saya, dan silakan berpendapata, sebab saya sangat terbuka dan sama sekali tidak bermaksud menyakiti atau menjelek-jelekkan pihak lain, sebab ketika menulis itu saya berada di luar kesadaran :

PECEL

 

by Isti Yogiswandani on Thursday, October 21, 2010 at 8:12pm
Bismillahirohmannirrohiim......

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh......

Laaillaha Illalloh Mumahammadarosullulloh........

Koen sahabatku sayang,.......

Entah ini suratku yang keberapa, tapi aku tahu, bagimu itu tak penting, sebab kau pasti akan lebih memperhatikan apa yang kukatakan kepadamu daripada repot2 menghitung surat keberapa, judulnya apa, Hahaha....kesuwen, kakehan ragad. Langsung aja kita curhat dengan enjoy. Begitu kan? Kita banggetz...geetchu loh........;-)

Koen sahabatku sayang,........

Insya Allah aku yakin, kamu tahu apa yang sedang kurasakan, dan kecemasanmu melebihi kecemasanku, tapi tenanglah, selama Allah selalu menyertai kita, apa lagi yang kita takutkan?

Koen sahabatku sayang,......

Aku sedang terlibat masalah yang ruwet bin rumit, n marakke mumet. Padahal sebenarnya kuncinya sederhana sekali, hanya saja fitnah anak jaman (Lho...kok bapakku dibawa2....ra sopan blazz...!!!!).Gak papa, kalau kita yang guyon, meskipun bawa2 nama bapak kita tak akan pernah menyakiti mereka, sebab kita sama2 sangat menyayangi dan menghormati dan patuh sama bapak kita masing2. Begitu kan?

Koen sahabatku sayang,......

karena terlalu asyik internetan, aku jadi lupa, ketika membuat rumah kita harus membuat pondasi yang kuat dulu agar berdirinya kokoh dan kuat, tapi karena nasfu yang selalu menyertai diri kita semua, terkadang kita malah berkhayal dulu dengan rumah yang super assoy..., sampai kadang melupakan berapa biayanya, sesuai kebutuhan kita apa gak, sesuai dengan kondisi alam kita gak, bisa kokoh dan kuat gak, dll. Terkadang kita lebih asyik mencari model rumah yang bagus, indah, hebat, mewah, tanpa mengukur keadaan kita. Yah...namanya juga manusia, pengennya selalu terlihat hebat dan dikagumi orang, sampai kadang lupa, siapa sih yang maha hebat? Astaghfirulloh........

Koen sahabatku sayang, sebenarnya aku agak gamang melangkah sendiri sebelum bertemu langsung dengan kekasih hatiku, yang jika aku mendekatinya dengan berjalan, Dia akan mendapatkanku dengan berlari, tahu sendirilah kita perempuan, adakalanya kita perboden, dilarang bertemu denganNya, sehingga membuat kerinduan kita membuncah. Tapi sesungguhnya saat kita tak boleh bertemu itulah kita bisa merasakan, betapa penting dan berartinya Dia.

Koen sahabatku sayang,.....

Meski tidak bisa menemuinya, kamu pasti tahu, bahwa tanpa bertemupun kita mempunyai ikatan yang sangat kuat karena persahabatan yang tulus, aku bisa merasakan ketika kamu sakit, padahal kita tak pernah bertemu muka, dan kamupun bisa tahu kalau ada yang tak beres denganku hanya dengan melihat status fesbukku. Yah, begitulah seharusnya sahabat sejati, tidak malah bersorak ketika temannya tertimpa musibah, atau pura2 menghibur, tapi di belakangnya menghembuskan fitnah yang bisa mencekik dan membunuh temannya. Innalillahi, Allah sungguh besar kuasanya untuk melakukan PEMBALASAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Koen sahabatku sayang,.......

Essensi dari persahabatan yang tulus itu datangnya dari hati, meski ketika kita bertemu, itu akan menjadi sesuatu yang sangat membahagiakan, tapi sebenarnya tanpa bertemu di dunia nyatapun kita akan selalu setia dan bersahabat dengan tulus dan saling mempercayai, saling melindungi, dan saling menutupi aib kita masing2. ah begitu indah ya persahabatan yang tulus itu.

Koen sahabatku sayang,

Saat ini aku sangat merindukan kekasih hatiku, tapi sayang, Dia melarangku menemuiNya, karena aku memang sedang dalam keadaan 'perboden'. Tahu kan yang kumaksud? Tapi itu tak masalah, karena kekasih hati adanya di dalam hati, jadi tak peduli bertemu atau tidak, Dia akan selalu menyertai kemanapun aku pergi, dan begitu pula sebaliknya, Aku akan selalu mengingatnya, di manapun aku berada. Astaghfirulloh.....Subhanalloh.......!

Koen sahabatku sayang,...

kembali kita membicarakan masalah rumah yang kita bangun. Kamu tahu fengshui? Tata letak rumah yang berdasarkan pada keadaan lingkungan?(kalau gak salah). Aku ingat fengshui, karena tadi aku di pasar diunek2ke singkek yo tetep singkek, membuat telingaku panas memerah, memangnya kalau singkek so what geetoo loh...daripada wong jowo sing dodol seneng ngapusi, dodol daging dicampur koyor, gawe tahu dikek-i formalin, (halah..kok dadi rasis!!) . Bukan maksudku mau mengangkat masalah ras, sebab yang membuat derajadnya tinggi di mata Allah bukan rasnya, tapiKELAKUANnya. Wong jowo sing jarene alus nek senenge ngunek2ke koyo kono kuwi ajine luwih elek tinimbang kucing buduk sing ketlindhes trek Astaghfirulloh....maafkan aku ya Allah...nafsu marah dalam diriku telah menghilangkan kesopananku.

kOEN sahabatku sayang,.......

kembali ke masalah fengshui, sebenarnya hal itu bukan musryk, tapi hanya sekedar pengaturan estetika dan keindahan, seperti misalnya pintu kamar yang menghadap ruang tamu, bagaimana kalau kita selesai mandi dan cuma berbalut handuk mau masuk kamar tiba2 ada tamu? Atau tamu bisa melihat isi kamar tidur kita? Tidak indah bukan? Dan bagaimana kalau WC berdekatan dengan ruang makan, bagaimana kalau kita lagi makan terus ada keluarga kita yang berak. Wow baunya...(Aku sampai muntah2 nih...). Yah...seperti itulah masalah fengshui, tidak ada hubungannya dengan rejeki dan keyakinan, kecuali masalah estetika, berlainan dengan hongshui yang berhubungan dengan tanggal kelahiran, pagi, siang, sore, dll. Itu adalah rahasia Allah, dan manusia tidak boleh terlalu sombong untuk meramalkannya, sehingga merasa lebih paham dari Allah itu sendiri, ini yang namanya musryk!!!

Koen sahabatku sayang,.....

Ada lagi yang namanya sesaji, membuat jajan untuk persembahan,menabur bunga di makam,memberi  makanan dan what everlah, terserah. Ada yang bilang itu musryk. Ada benarnya juga pendapat ini kalau sesaji itu ditujukan untuk menghormati sesuatu dan menjadi takut mendapat celaka ketika tidak melakukannya. Astaghfirulloh....lupakah mereka kalau yang berhak dihormati, disembah, dan ditakuti itu hanya Allah????????

Tapi kalau sesaji itu ditujukan untuk mensyukuri nikmat yang Allah berikan, memberikan sedekah kepada saudara2 kita yang membutuhkan, itu justru sangat dianjurkan, sehingga akan mengikis sifat kikir dalam diri kita, berempati terhadap kesusahan dan kekurangan orang lain, pokoknya untuk tujuan yang baik dan bermanfaat lah. Jangan dicampuradukkan dengan gak mau membuat pelangan(nasi bungkus untuk menjamu ibu2 yang mengikuti pengajian) karena takut bid'ah, padahal aslinya takut mengeluarkan uang. Nah lo...ketahuan kan, tanya aja pada diri masing2, tujuannya mau apa, jangan dicampuradukkan, niat baik dibuat jelek, niat jelek dibuat baik, tapi malah menuduh orang yang bermaksud baik dengan ketulusannya dan keluguannya seperti almarhumah si mbok sebagai pelaku bid'ah. Please deh...iman itu adanya di dalam hati. Bukan dalam sebungkus makanan. Jadi kita sendiri yang bisa memaknai arti sebungkus makanan itu, mau dijadikan sumber kemusrykan atau sumber kebaikan. Itu saja, gitu aja kok repot.......;-)

Terus..sekarang giliran yang agama Kristen dan katholik. Kalau agama itu datangnya dari Allah, pastilah akan membawa 'KEBAIKAN". Banyak kan ajaran2nya yang bagus, cinta kasih, kelembutan, kedisiplinan. Karena mereka melupakan yang paling mendasar, keyakinan adanya Allah yang Esa, yang selalu mengawasi makhluknya.Yang selalu menjaga makhluknya untuk menghindari berbuat kejahatan jika memang mempunyai kejernihan hati dan keimanan yang kuat.  Jangan dicampuradukkan, acara2 yang berbau kasih sayang dan kelembutan, hanya karena tidak membawa label dan nama yang sama dengan kita terus dikafirkan. Pliss deh,..bukalah hati, jernihkan pikiran, pisahkan mana yang haq, mana yang batil, mana hitam mana putih, jangan hannya masalah nama menjadi merk, nek ora jenengku, ORA. nek ra podho karo aku, ORA. Memangnya kowe sopo? GUSTI ALLAH po? Yo kowe kuwi sing KAFIR!!!!!!!!!!!!

Dah jelas belum? Halah....kok yo isih telmi, padahal mau isuk jarene anakku THE STUDENT IS SMART. Opo semar? Yo isih mendhing, semar ki najan elek kuwi bijaksana lho, titisane dewo. He..he..#.wayang mode.on # Wes...isih arep pamer jenengmu sopo? Pamer jeneng gak popo nek tujuane ben DUWE TANGGUNG JAWAB. Tapi nek pamer n bangga karo jenengmu nganti lali nek sing paling hebat kuwi sopo, lha iki sing bahaya. Kuwi sing jenenge wong bodho leya-leyo koyo kebo. NJELEHI!!!!!!!!

Sekarang gini, sudah jelas kan, kalau Islam itu tujuannya untuk membawa KEBAIKAN di muka bumi, mempermudah kehidupan manusia, membawa kedamaian, membawa keselamatan, membawa kemakmuran, jadi nek bangga membawa nama Islam tapi senenge ngrusak, ngunek2ke wong, pecicilan, kemaki, anggak, rumangsa paling apik, kuwi dudu' wong Islam, tapi wong KAFIR!!!!!!!!!!!!!!Sing MAHA PALING SEGALANYA KUWI YO MUNG SIJI, yo kuwi Allah Subhanahu wa ta'ala.

Wes yakin po rung nek Allah kuwi maha segalanya n hanya Dia yang patut disembah? Nek wes mbok lebokke ati, saiki percayailah kalau Allah telah memberikan petunjuknya sebagai rahmatan lil alamin dengan menghadiahkan AL QUR'AN pada kita umatnya. Nah, supaya mudah dipahami oleh manusia, Allah memberikan tauladan yang juga manusia, yaitu kekasih Allah yang kita tunggu2 syafaatnya, yaitu Rasululloh, Nabi Muhammad, nabi kita semua. Beliau telah memberikan banyak tauladan dan petunjuk untuk kebaikan dunia, tapi karena jahatnya manusia dan kejamnya fitnah Abu Jahal, jadilah banyak hadis2 palsu yang membingungkan, menyusahkan orang, membuat orang gontok2an, akhirnya kufur dan saling merasa benar nganti lali nek sing maha benar kuwi sopo???????Nha...saiki wes dho rodo SMART. Jawabannya dah seragam kan? Cuma satu, Allah Subhanahu wa ta'ala.

(Halah....kok yo isih pamer jeneng n klambi...mbok ndang tobat!!!!) Sing penting kuwi dudu' klambi n jenengmu, tapi opo sing mbok LAKONI. Allah sudah memberikan kerangka karangannya dalam dasar2 agama yang kokoh, Jal...sebutno, isih kelingan pora, Rukun Islam ono piro, sebutke...!!!!!!!!!!!Pinter.....;-D))))))))

1. Syahadat. LAA ILLAHA ILLALLAH MUHAMMADARROSULULLOH. Tahu enggak kenapa Syeh siti jenar dihukum oleh para wali? Dihukum mati? Memangnya weruh po le ngukum pati? Sok teu Lo...!Syeh siti jenar mengatakan rukun islam cuma ini thok. Kalau umat yang mau didakwahinya dah pinter kaya' kowe2 kabeh yo gak popo, wes dilebokke ati, wes mudheng artine. Maksude nek wes mengimani Allah n Rosulnya, yo mesthi KABEH rukun Islam sing nang ngisore dilakoni, soale kuwi kabeh perintahe Alloh. JELASSSS????????? Mulane Syeh Siti Jenar ora dihukum mati, cuma disuruh menghilangkan diri dan tidak terlihat oleh orang yang sudah didakwahinya, sebab ajaran seperti itu yang sudah menyebar, bila diterima oleh orang yang sebelumnya ora mudheng Blazzz, kosong melompong kaya keong racun, dadi surak hore, mung gari nyebut Laa illaha illalloh muhammadarrosululloh wes dadi muslim dan masuk surga. Enak men.....AKU YO gelem!. Abu jahal tenan wong sing koyo kono kuwi. Wes, aku wes kesel le ceramah, arep mecel dhisik nggo awan. Dikon nulis cerita bersambung terus kuwi yo capek,tau.....! Gaweanku terbengkelai, mulane sesuk meneh. Kuwi sing luwih mudheng, ndang njelaske karo sing durung mudheng, ojo ngrusuhi aku, aku arep netepi kewajibane IBU RUMAH TANGGA. Arep masak.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh..............................!MUACHHHHHHHHHHH...MUACH........!!!!!!!!!!!!!!!!!

NB : Kalau ada kebaikannya, silakan diambil dan direnungkan, kalau ada keburukannya, silakan dibuang, dan saya yang saat itu sedang berada dalam keadaan "tidak sadar" (mau bilang gila juga boleh), mohon maaf dan saya harap tidak ada orang,agama,ormas,dll yang tersinggung. Terima kasih sebelumnya.