Jumat, 10 April 2009

NAMA???UNSUR MAGIS??????




What is a name, begitulah kata William Shakespeare. Apalah arti sebuah nama. Tapi, benarkah nama itu tidak berpengaruh apa-apa? Bagi orang Jawa, nama sangatlah berarti, sehingga seringkali ada anggapan”Kabotan jeneng”(keberatan nama), sakit-sakitan, sering kena musibah, dll. Sehingga harus dirumus dengan huruf Ha, na, ca, ra, ka, di mana ha = 1na = 2 , ca = 3, ra = 4, ka = 5, selanjutnya berulang sampai hitungan lima dari da, ta, sa, wa, la, sampai nga , Di mana bila potongan suku kata nama dari huruf-huruf jawa itu dijumlahkan dan dibagi lima, maka sisanya angka 1 = artinya banyak rejeki, 2 = pangkatnya tinggi, 3 = Impas, 4 = sakit-sakitan, 5 = sering kena musibah. Tapi Wallahu’alam, saya kurang paham tentang itu. Bahkan untuk orang Thionghoa, nama adalah hoki, sehingga para WNI keturunan yang sudah mengubah nama ke dalam nama Indonesia, pastilah akan memilih nama Wijaya, Jaya, Untung, dll yang mengandung arti keberuntungan atau kemujuran.
Sementara untuk umat muslim, nama adalah doa orang tua bagi anak-anaknya. Seorang teman saya di kajian tarjih sempat kebingungan ketika diminta memberikan kotbah nikah dalam suatu acara pernikahan, sebab mempelai wanitanya bernama Saroyyaroh, yang artinya balasan(yang buruk). Mungkin kalau orang tuanya paham, pastilah namanya akan diganti menjadi Khoiroyyaroh yang artinya balasan (yang baik). Sehingga dalam menyebut nama mempelai, teman saya hanya menyebur Yaroh saja. Ini artinya, belum tentu nama yang baik adalah yang berbahasa arab, sebab kalau kita tidak tahu artinya, justru akan berakibat fatal dengan pemilihan nama yang buruk. Jadi, meski nama saya tidak menggunakan bahasa Arab, tapi menurut saya, nama saya tetap Islami, sebab artinya bagus, Isti Yogiswandani, Isti artinya pasti (kata bapak saya), mungkin bapak saya ingin saya menjadi orang yang tegas, tidak ragu-ragu (mohon jangan protes, kita kan harus khusnudzon, he.he…). Sedang Yogi, artinya Mahaguru, (guru yang ahli tidak hanya dalam masalah materiil, tapi juga spirituil(kurang lebih sama artinya dengan Pandhito, Begawan dalam bhs jawa atau resi dalam bahasa sansekerta, atau Mufti dalam bahasa Arab) . Swandani, sama dengan swadana, alias mandiri secara ekonomi ( Kalau ini kayaknya belum tercapai, atau mungkin karena saya sudah bersuami, jadi mungkin doa bapak saya terkabul, sebab sejak menikah kami langsung mengontrak rumah sendiri, tidak tinggal di “hotel Ortu nyaman”, ataupun tinggal di “hotel mertua indah”. Alhamdulillah!)
Nama yang baik adalah doa yang tidak akan terputus sampai kapanpun, sebagaimana sabda Rasullulloh dalam Hadist yang diriwayatkan Abu Daud
”Pada hari kiamat, kamu akan dipanggil dengan nama –namamu, dan nama bapak-bapakmu. Karena itu berilah nama yang baik buat (diri) dan anak-anakmu”.
Di samping itu, ada hadist lain yang mengatakan,
“seburuk-buruk nama di sisi Alloh adalah seseorang yang menamakan dirinya “Raja diraja”.
Bahkan dalam buku pemilihan nama anak, saya pernah membaca, bahwa kita dilarang memberikan nama-nama anak kita dengan Asma’ul Husna, kecuali di depannya ditambahkan Abdul(hamba), sehingga misalnya Ar Rohman( maha pengasih), maka harusnya kita namai anak kita Abdul Rohman (hamba yang pengasih), sebab Asma’ul Husna adalah nama-nama kepunyaan Alloh. Rasululloh pernah mengganti nama-nama sahabatnya yang mempunyai arti buruk dengan nama-nama yang artinya baik, al: Ashram(pemotong) menjadi Zur’ah (penanam),. Harb (penyerbu) menjadi Salma(penentram), Mushthaji(gemar tidur) menjadi Munba’its (penggerak). Demikianlah, nama adalah doa yang tak akan terputus, sebagaimana saya memberi nama anak saya Fadhila Asyam Al Hammad (Pemimpin yang berbudi utama dan banyak bersyukur), serta Dhirgama Faiq Az Zahron ( Anak yang mempunyai keistimewaan, sekuat macan tapi berhati lembut). Semoga Alloh mengabulkan doa-doa saya dan doa kita semua. Amin…!

1 komentar: