Minggu, 22 Maret 2009

Sex Education untuk anak

SEX EDUCATION UNTUK ANAK




Saya pernah membaca artikel tentang perlunya pendidikan seks untuk anak sedini mungkin. Saya langsung terbelalak
. Tapi setelah saya baca, tentu saja tidak seperti yang saya bayangkan. Terkadang asosiasi kita tentang seks selalu mengacu pada hubungan suami istri, padahal pengertian seks sangatlah luas. Seks itu sendiri kadang diartikan sebagai jenis kelamin. Kita tentu ingat dalam suatu isian kadang tertulis sex, dan optionalnya male or female. Begitu juga pendidikan seks pada anak kita bukanlah menceriterakan tentang hal ikhwal hubungan suami istri, tetapi lebih ditujukan pada kesadaran akan jenis kelaminnya masing-masing, dan perbedaannya. Dan yang terpenting, untuk menjelaskan hal ikhwal seks pada anak, tidaklah diceriterakan secara gamblang, tapi harus kita sesuaikan dengan perkembangan pikiran anak kita. Dulu, waktu anak saya masih balita, tertegun ketika sedang bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba salah seorang teman wanitanya menurunkan celananya dan buang air sembarangan. Saya terlambat mengalihkan perhatian anak saya, sehingga sudah sempat melihat, pemandangan ganjil di depannya, karena anak saya laki-laki semua. Si sulung bertanya (mohon maaf) “ Desi kok enggak punya titit ya , Bunda?’ Saya bengong, untunglah cepat terlintas jawaban. “Iya, Desi kan perempuan, kalau Mas Dhila dan Adek kan laki-laki, jawab saya singkat. Oooo anak saya puas pada jawaban saya. Saya bersyukur, anak saya tidak bertanya lebih lanjut, tapi itu sudah cukup menjadi pelajaran bagi saya, untuk berhati-hati mengawasi anak. Kembali pada Pendidikan seks untuk anak ini, harus kita tanamkan sejak dini, tidak hanya pada anak perempuan, sebab anak laki-lakipun rawan terkena pelecehan seksual, bahkan sempat tren dengan adanya kasus babe Baequni, yang melakukan sodomi(pelampiasan seks lewat dubur) dan kasus-kasus Paedophyle(pedofil, kecenderungan seks terhadap anak-anak) . Kita memang patut prihatin dengan hal ini, anak-anak harus kita bekali dengan pengetahuan agar menjaga barang privacynya, dan tidak membiarkan orang lain menyentuhnya. Dengan begitu anak-anak juga akan protektif dan tidak mudah mengalami pelecehan seksual. Tentu saja yang terpenting, sebagai orang tua kita harus selalu berdoa untuk keselamatan dan masa depan anak-anak kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar