Kebun stroberi (Dokumentasi pribadi) |
Ternyata memasuki loket harus membayar tiket lagi, tadinya saya kira sudah menjadi satu dengan tiket yang kami bayar untuk perkemahan. Ya sudah, nggak masalah, kami memang penasaran dengan tempat ini. Sudah jauh-jauh, sayang kan kalau tidak dikunjungi. HTM tambahan 10 ribu tidak terlalu berat. Tempat seindah ini yang ditanami aneka bunga dan buah-buahan tentunya butuh perawatan dan biaya.
Gerbang Agrowisata Sendi(dokumentasi pribadi) |
Di dalam lokasi wisata, kuntum-kuntum raksasa bunga pancawarna memamerkan keindahannya. Cantik sekali, membuatku terpukau. Kuntumnya besar, nyaris sebesar bola, membuatku gemas untuk memeluknya. Eh ..
Dalam deretan yang sama, tanaman stroberi juga sedang berbunga, beberapa sedang berbuah, dan beberapa sudah matang. Warnanya merah menggoda untuk dicicipi.
"Pak, ini dijual?" Tanya ayah sambil memetik dan mencicipi segarnya stroberi yang langsung dipetik dari pohonnya.
"Kalau ada ya dijual, " jawab Bapak penjaga tak yakin.
"Pohonnya boleh dibeli?" Tanya ayah sambil mengangkat polibag berisi tanaman stroberi yang sedang berbuah.
"Kalau tanamannya tidak dijual!"
"Oh, ya sudah Pak. Kami keliling dulu ya, bayarnya nanti kata ayah.Hihihi..
"Pak penjaga hanya mengangguk. Kamipun segera berkeliling melihat-lihat keindahan agrowisata yang didukung indahnya gunung penanggungan yang biru.
Tanaman tomat (Dokumentasi pribadi) |
Di samping tomat, ada juga tanaman cabe rawit yang berbuah lebat. Kebetulan harga cabe rawit masih cukup tinggi dibanding cabe merah yang harganya berada pada kisaran 10 ribu/kg. Puas menikmati aneka bunga dan buah, di sini juga terdapat banyak spot foto menarik. Dari tempat duduk, ayunan, dan bangunan mirip menara yang cantik. Sementara di bawah terdengar suara kambing mengembik yang kelaparan menunggu diberi pakan. Tempat wisata ini berhawa sejuk. Membuat betah dan nyaman berada di sini. Tapi perut kami sudah keroncongan minta diisi. Tadi sudah sempat memasak bihun goreng dan menggoreng tempe. Bekal rendang dan kerupuk kemarin juga masih ada. Teh juga sudah kuseduh. Tinggal menikmati sarapan saja. Yuk kembali ke kemah dan menikmati sarapan. Kita juga harus segera membongkar tenda dan membersihkan peralatan berkemah, sebab cuaca mendung. Semoga hujan tidak turun saat kami melewati rute yang cukup ekstrem. Sepertinya belum puas kalau belum nonton videonya ya. Yuk kita simak keindahan agrowisata Desa Sendi di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar