Kamis, 06 Agustus 2009

Merenungi kemerdekaan



MERENUNGI MAKNA KEMERDEKAAN


Jangan hanya menuntut kemerdekaan,
tapi pikirkanlah.........................
apakah kita tidak pernah merampas kemerdekaan orang lain.



Bulan agustus adalah bulan yang bersejarah bagi kita, rakyat Indonesia. Biasanya semua yang berbau heroic muncul di bulan ini. Dari berkumandangnya lagu-lagu nasional, bertebarannya umbul-umbul full colour, sampai berkibarnya sang merah putih di depan setiap rumah. Menimbulkan suasana yang heboh dan semarak.. Bagi anak-anak, bulan Agustus identik dengan pawai keliling kota, lomba makan kerupuk, panjat pinang, mengambil uang dalam jelaga, menusuk balon, balap karung dll. Biasanya bulan Agustus disambut dengan sukacita, meskipun pada malam tujuh belas Agustus, tasyakuran dan tirakat jg digelar, untuk mengenang kembali betapa susahnya kemerdekaan itu diraih.
Enam puluh empat tahun Indonesia merdeka, waktu yang sudah cukup lama. Kalau seorang PNS pastilah sudah menjalani masa pensiun. Selama itu sudah begitu banyak kemajuan sekaligus kehancuran yang sudah kita nikmati dan rasakan. Tak Jarang banyak orang yang mengatakan, kemerdekaan hanyalah simbol, sebab pada kenyataannya masih banyak hak-hak manusia yang dirampas, diabaikan, dan dikebiri. Tapi menurut siapa? Tentu saja menurut orang dan pembela orang yang merasa dirinya masih tertindas. Pedagang kaki lima merasa belum merdeka, karena selalu terancam dan dikejar-kejar satpol PP. Para jurnalis merasa belum merdeka karena banyaknya Undang-undang yang membatasi kebebasan pers. Para pekerja seni merasa masih tertindas karena karyanya selalu dibatasi oleh norma. Para buruh merasa tertindas, karena hak-haknya dikekang para pengusaha. Tetapi, tidakkah kita pernah merenung, kemerdekaan yang semakin luas, akan membawa akibat pula pada meluasnya resiko yang kita tanggung? Bagaimana kalau kita bebas dengan menganut hukum rimba? Bukankah itu artinya semua bebas dan merdeka, tak perlu ada aturan dan norma?
Seandainya pedagang kaki lima tidak berdagang di tempat yang dilarang, apakah masih akan tetap dikejar-kejar satpol PP? Seandainya para jurnalis telah bertanggung jawab dengan apa yang ditulisnya, dan tidak mengganggu kemerdekaan pihak lain, apakah masih akan dituntut dengan undang-undang pers? Seandainya buruh telah bekerja dengan baik dan bekerja sama dengan pengusaha, apakah masih ada penindasan? Apakah itu artinya kemerdekaan adalah suatu bentuk egoisme belaka? Sebenarnya sederhana sekali. Kemerdekaan akan benar-benar diraih kalau kita tak pernah menodai kemerdekaan orang lain dan selalu berpegang pada Aturan yang ditetapkan Tuhan. Orang yang menuntut kemerdekaan sebenarnya justru orang yang sedang mencoba merampas kemerdekaan orang lain. Mari kita renungkan......!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar