BERADA DI KELAS BERAPA PUASA KITA???? Alhamdulillah, Allah masih berkenan memberi Saya mencoba berbagi ilmu yang saya dapat dari kitab Ihya' Ulumuddin Imam Ghazali, tentang: Ketahuilah, bahwa puasa memiliki tiga tingkat, yaitu: Puasanya orang awam, puasanya orang khusus, dan puasa khususnya orang khusus. Puasanya orang awam adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari dorongan syahwat. Sedangkan Puasanya orang khusus adalah (selain menahan makan dan minum serta syahwat juga) menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki, dari segala macam bentuk dosa. Dan puasa khususnya orang khusus adalah puasanya hati dari kepentingan jangka pendek dan pikiran – pikiran duniawi serta menahan segala hal yang dapat memalingkan dirinya pada selain Allah SWT. Sedangkan untuk hal yang dapat merusak hakekat (pahala) puasa Rasulullah SAW bersabda : "Ada lima hal yang membatalkan (pahala puasa) orang yang berpuasa: berbohong, namimah (mengadu domba), ghibah (mengumpat atau menfitnah), sumpah palsu, dan memandang dengan syahwat (HR. Al-Azdi dalam adh-Dhu'afa yang diriwayatkan oleh Jaban dari Anas. Disebutkan pula oleh al-Hindi, Kanz al-'Ummal (23813); az-Zaila'i, Nashb ar-Rayah (2/483);Ibnu al-Jauzi, al-Maudhu'at (2/196). Oleh karenanya, memelihara diri dari perbuatan maksiat menjadi ciri puasanya orang-orang khusus. Tanda-tanda Puasanya Orang yang khusus ada enam: Pertama, menundukkan pandangan dan mencegah keinginan untuk memperluas penglihatan pada segala hal yang tercela dan dibenci serta yang dapat melalaikannya dari mengingat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan adalah salah satu panah iblis (HR.al-Hakim, al Mustadrak(4/349) dan ia men-shahih-kan sanadnya dari hadits Hudzaifah, Ath-Thabrani, al -Kabir (10/173); dan Ibnu Katsir dalam tafsirnya (3/283). Kedua, Menjaga lidah dari berbohong, ghibah, berkata keji, kasar dan segala hal yang dapat menjauhkannya dari mengingat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Puasa adalah benteng, jika seseorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata keji, dan bersikap bodoh. Jika ada seseorang yang mengajaknya berselisih atau mencacinya, maka katakanlah ,"Sesungguhnya saya sedang berpuasa.(HR. Al-Bukhari) Ketiga, mencegah pendengaran dari mendengarkan segala hal yang dibenci. Keempat, mencegah anggota tubuh lainnya dari berbuat dosa, khususnya kedua tangan dan kaki. Juga mencegah perut dari memakan hal-hal yang subhat. Rasulullah SAW bersabda: Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi dia tidak mendapatkan pahala dari puasa tersebut kecuali hanya rasa lapar dan haus (HR. An-Nasai dalam kitabnya as-Sunan(3249); Ibnu Majah dalam kitabnya as-Sunan (1690). Kelima, Tidak memperbanyak makanan yang halal saat berbuka , karena maksud dari puasa itu sendiri adalah meredam hawa nafsu untuk menjadikan diri sebagai jiwa-jiwa yang bertakwa. Keenam, setelah berbuka, hatinya berada di antara perasaan penuh harap dan takut kepada Allah SWT. |
Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar