KDRT DAN KUMIS HARIMAU Sejujurnya aku kurang suka mendengarkan gossip-gosip selebritis yang sebenarnya sudah diberikan fatwa haram oleh MUI. Tapi tanpa sengaja aku sering menangkap berita-berita itu. Perceraian artis, KDRT, pertengkaran dalam rumah tangga, yang berujung pelaporan dan dilaporkan ke polisi, dan jadi tersangka. Dua orang yang tadinya saling menyayangi menjadi musuh. Duh...dunia sudah jungkir balik. Mungkin itu tidak terlalu memusingkan pikiranku, tapi kali ini yang datang padaku adalah seorang teman, yang entah sudah berapa puluh kali berkeluh kesah padaku. Tentang suami yang inginnya begini, sementara dia inginnya begitu, terus bertengkar, perang mulut, perang dingin, sampai terjadi KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga). Sebenarnya aku tak ingin ikut campur, sudah berulangkali kunasehatkan, masalah dalam rumah tangga hanya bisa diselesaikan oleh mereka sendiri. Tapi mungkin dia hanya ingin didengarkan. Okelah..kalau begitu. Tapi sudah saatnya dia sadar, jadi ketika dia datang padaku, kukatakan padanya. " "Obatnya ada kalau kamu mau". Apa?? Tanyanya antusias. "Kumis harimau," Jawabku tegas. Dia menatapku tak mengerti, mungkin berpikir, tega-teganya aku mengajak bercanda di saat dia butuh dukungan moral dariku. Tapi aku sama sekali tak tertawa, sebab aku memang tidak ingin bergurau. Kuambilkan buku dongeng anakku. Dia mulai jengkel. "Kamu ingin aku membacakan dongeng untuk suamiku, saat dia marah?" tanyanya dongkol. Kali ini aku nyengir. Baca saja dongeng itu, jawabku. Dengan setengah hati dia membacanya. Aku sudah hafal isinya. Konon pada jaman dahulu kala, ada seorang istri yang sering disiksa oleh suaminya yang kejam. Sang istri sangat bersedih karenanya. Tapi dia selalu ingat pesan orang tuanya, untuk selalu berbakti pada suami, dan tidak boleh sekalipun minta cerai. Bahkan sampai kedua orang tuanya meninggal dunia, sang istri selalu mematuhi perintah kedua orang tuanya. Sampai kali ini sang istri sudah benar-benar tak kuat menahan derita, karena itu, datanglah ia pada seorang tua yang bijaksana . Dengan bercucuran air mata sang istri mengadukan nasibnya. Orang tua yang bijaksana itu berkata, "Carilah 3 lembar kumis harimau yang bersarang di dalam goa yang letaknya di pinggir sebuah belantara, bawalah padaku, nanti kubuatkan obatnya untukmu. Sang istri sangat bingung, apa yang harus dilakukan?Goa itu sangat angker, karena penuh dengan binatang buas yang berbahaya, sementara belantara yang bersebelahan, pastilah juga dihuni oleh ular-ular berbisa yang sangat ditakutinya. Tapi, karena kemauannya sangat kuat untuk menaklukkan hati suaminya, dilaksanakan juga syarat dari Orang tua yang bijaksana tersebut. Mula-mula, dia masih ngeri. Seonggok daging yang dibawanya, diletakkan agak jauh dari mulut goa, ditungguinya sampai Harimau yang diinginkannya keluar, tapi ternyata Si Harimau belum mau muncul, kemudian Sang istri lebih masuk ke dalam Goa, begitu seterusnya, sambil berlindung di belakang pintu goa, diintipnya harimau yang mulai mengendus bau daging, dan memakannya. Begitulah seterusnya sampai Sang Raja hutan itu menjadi jinak dan bersahabat dengan sang istri, hingga suatu saat, ketika Sang Istri mencabut 3 lembar kumisnya, Sang harimau membiarkannya. Harimau yang buas itu telah menjadi sahabat yang baik bagi Sang istri. Dengan hati senang dan berdebar-debar, Sang istri menghadap pada Orang tua yang bijaksana. Diserahkannya 3 lembar kumis harimau yang telah berhasil didapatnya dengan perjuangan keras. Orang tua yang bijaksana itu tersenyum . "Sekarang, pikirkanlah olehmu, harimau yang begitu buas dan ganas dan tidak berakal saja bisa Kau taklukkan, apalagi suamimu yang mempunyai akal dan hati nurani, pastilah akan luluh dan bersikap baik padamu, bila Kamu bersikap baik, sabar, telaten dan berusaha keras. Mengapa tidak kau lakukan hal itu pada suamimu?" Sang istri tertegun, sadar akan kekeliruannya, dalam hati Ia mengakui, kadang-kadang Ia membantah dan ikut jengkel bila suaminya marah, kadang-kadang ia tak ikhlas dengan apa yang diperintahkan suaminya....! Sang Istri tersenyum memikirkan kebodohannya sendiri. Diucapkannya terima kasih pada Orang tua yang bijaksana itu, dan pulanglah Ia dengan hati lapang, dan berdoa pada Tuhannya, agar apa yang dilakukannya bisa berhasil, sebab apapun yang dilakukan, tanpa ridhlo Tuhan, pastilah tak akan berhasil. Temanku terdiam selesai membaca dongeng itu, kupikir dia akan mengikuti apa yang diikuti Sang Istri dalam dongeng itu, tapi apa katanya??? "Memangnya Aku orang bodoh, yang harus patuh dan tunduk pada semua perintah suami? Memangnya aku harus diam kalau dimaki-maki? Memangnya Aku orang tak berdaya yang harus mengalah dan rela disiksa???Tak Usyahh...ya...!!!!! Aku termangu, Apakah hal seperti ini yang membuat KDRT kian marak??Entahlah, mungkin kumis harimau itu sudah terlalu kuno dan basi.......... |
Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger.
Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru.