Senin, 28 September 2009

Serba serbi mudik


SENANDUNG MUDIK




Mudik…???  Kalau bagi saya, kata-kata itu sangat indah dan menarik . Mudik selalu membawa kenyamanan bagi saya, mendatangi tempat yang sangat familiar, dengan lingkungan yang familiar, penuh kenangan, dan tempat di mana saya merasa dikenal dan mengenal banyak orang.

Saya tak tahu, apakah ada orang yang tak suka mudik. Dalam hati kecilnya, semua orang pasti suka mudik, tetapi terkadang pengaruh lingkungan eksternal maupun pengaruh internal kejiwaan akan mempengaruhi kecenderungan dan keinginan untuk mudik. Seperti misalnya, orang yang berhasil di rantau dengan yang gagal mengais nafkah di  daerah lain, pastilah   akan berbeda  keinginannya untuk mudik. Orang  yang berhasil pasti akan lebih antusias untuk mudik .

 Bahkan mengambil istilah beberapa teman, terkadang mudik dijadikan sebagai ajang pamer keberhasilan, baik yang berhasil mengumpulkan kekayaan, maupun yang berhasil meraih kedudukan yang tinggi. Bagi saya itu sah-sah saja, asal pamer kekayaan dan kedudukan itu diikuti dengan keinginan untuk berbagi dan menularkan keberhasilan di kampung halaman. Seperti misalnya, kalau ada seorang pemudik yang berhasil merintis usaha  dan menjadi pengusaha yang berhasil, kemudian mengajak dan menularkan keberhasilannya pada tetangga-tetangganya, bagi saya itu sesuatu yang patut diacungi jempol. Apalagi kalau diikuti dengan memberikan kontribusi pada daerah asalnya dengan membangun mushola, membantu pengaspalan jalan, membantu permodalan pada wirausawan di desanya. Bolehlah keberhasilan seperti itu dipamerkan. Tapi kalau sekedar mudik dengan mobil mewah, bercerita sana sini tentang keberhasilannya, memamerkan kecanggihan fasilitas yang dimiliki, dan bertambah angkuh dan mendongakkan dagu karena merasa menjadi orang hebat..Ingin semua orang kagum, menghormati dan mengelu-elukannya....Duh...Semoga tidak ada ya..orang yang seperti itu.

Bagi saya sendiri, mudik tentu saja bukan ajang pamer keberhasilan, sebab kehidupan saya biasa-biasa saja. Kedudukan saya biasa-biasa saja. Semuanya sangat biasa dan wajar. Mudikpun saya hanya naik bus umum kelas ekonomi. Bahkan kalau kurang beruntung harus berdesak-desakan dengan penumpang lain , atau mungkin harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, sementara kedua tangan menenteng barang bawaan yang tidak bisa dikatakan ringan. Tapi nyatanya mudik selalu mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Bisa bertemu semua saudara, sebab saat lebaran semua mengambil cuti, bisa bertemu Ibu saya, bisa nyekar ke makam Bapak, adik, Kakek, nenek, Bude, dan semua kerabat yang telah berpulang ke Rahmatulloh. Terlepas dari semua kerepotan dan keribetan, mudik bagi saya adalah sesuatu yang exciting dan amazing, jadi saya akan merasa heran, kalau ada orang yang tidak suka mudik.









Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar