Jumat, 04 September 2009

Renungan Ramadhan

MERASA JADI ORANG BAIK TAPI PEMARAH???

DUH....INSYAF DULU DEH!







          Manusia senantiasa mengharapkan kekekalan dan enggan menerima kebinasaan.   (oleh karenanya) manusia diberi sifat marah, yaitu suatu kekuatan panas yang bergejolak di dalam batinnya  (Ihya Ulumuddin).

Abu Hurairah meriwayatkan,bahwa seseorang berkata , "Wahai Rasulullah, berilah wasiat kepadaku!". Rasulullah bersabda,"Janganlah kamu mudah marah." Lalu beliau mengulanginya lagi,"Janganlah kamu mudah marah."(HR al-Bukhari).

Ibn  Mas'ud berkata:Rasulullah SAW bertanya,"Apa pemahaman kalian tentang orang yang kuat?" Kami menjawab,"Orang yang tak terkalahkan oleh orang lain dalam bergulat."

Rasulullah SAW menyanggah,"Tidak demikian, namun yang dimaksud dengan orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya saat marah (HR Muslim).

Rasulullah SAW bersabda,"Tiada seorangpun yang marah kecuali ia mendekatkan dirinya   kepada neraka (Ihya Ulumuddin).

Ada 3 tingkatan manusia yang berkaitan dengan sifat pemarah,

  1. Manusia yang tafrith(serba kekurangan), yaitu manusia yang kehilangan potensi amarah  dan emosinya sama sekali( sehingga tidak dapat marah). Manusia semacam ini tercela.
  2. Manusia yang mempunyai emosi seimbang, tidak terlalu lemah, dan tidak terlalu ekstrim amarahnya. Sifat inilah yang disematkan Allah SWT kepada para sahabat.
  3. Manusia yang  Ifrath, (serba berlebihan), yaitu manusia yang amarahnya melampaui batas, sehingga keluar dari kendali akal dan agama. Orang semacam ini tidak dapat berpikir jernih, bahkan terkesan ia seperti terpaksa. Kondisi semacam ini tercela, kondisi dzahirnya tampak berubah menjadi buruk, begitu pula dengan kondisi batinnya, lebih buruk lagi. 
Sekali waktu Aisyah Ra  pernah marah. Lalu Rasulullah SAW bertanya padanya,"  Setanmu telah merasukimu?" Aisyah balik bertanya,"Apakah Engkau juga punya setan Ya Rasulullah?" Beliau menjawab,"Ya, saya juga.  Namun Aku senantiasa berdoa pada Allah SWT dan Ia menolongku, sehingga akupun selamat   dan tidak memerintah kecuali hanya kebaikan.(HR. Muslim)



Mengatasi Amarah Yang sedang Bergejolak.

  1. Dengan mengenali pahala yang akan diperoleh ketika berhasil menahan amarahnya.
  2. Menakut-nakuti diri dengan balasan yang akan ditimpakan Allah SWT pada diri sendiri jika memperturutkan nafsu amarah.
  3. Mengakui bahwa hanya Allah SWT yang paling berkuasa dibanding diri sendiri.
  4. Memperingatkan diri sendiri akan dampak dan balas dendam yang dilakukan orang yang dimusuhi, dan dimarahi, karena akan tersakiti dan menimbulkan dampak yang berkepanjangan.
  5. Membayangkan betapa buruknya penampilan diri sendiri saat marah dengan melihat penampilan orang lain saat marah.
  6. Menasehati diri sendiri bahwa orang yang marah laksana binatang buas, tapi bila berhasil menahan amarah laksana nabi dan wali.
  7. Harus mengetahui bahwa marahnya disebabkan oleh kekaguman akan sesuatu berdasarkan kehendak Allah SWT, bukan atas kehendak diri sendiri.
 Doa ketika marah:  Allahuma Rabba Muhammadin nabiyyaghfirlii dzanbii   wa adhhibghaitha ghalbii  wa adzirnii min mudhillatil fitani maathaharaminhaa wamaa bathana. (Ya Allah, Rabb Muhammad, sang Nabi. Ampunilah dosaku, hilangkanlah amarah hatiku, lindungi aku dari sesatnya fitnah, yang nampak maupun yang terselubung(HR. Ahmad).                                                        

Rasulullah SAW  bersabda, Marah adalah (laksana) batu yang dinyalakan dalam hati. Tidakkah kalian melihat menggelembungnya urat leher dan memerahnya mata orang yang sedang marah? Jika salah satu dari kalian mengalami kondisi seperti itu, maka jika sedang berdiri, duduklah. Dan jika sedang duduk, berbaringlah. Jika amarah itu belum hilang juga, maka berwudhulah dengan air dingin dan mandilah. Karena api tidak dapat dipadamkan kecuali dengan air  (HR. Tarmidzi)





Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar