Senin, 28 September 2009

Wisata

JATIMALANG

MEMESONA DAN MENAWARKAN KENYAMANAN DALAM KETERBATASAN.








          Jatimalang adalah nama sebuah Desa di bagian selatan Kabupaten Purworejo. Di desa ini terdapat Pantai yang dinamai sesuai dengan nama desa, yaitu Jatimalang. Kalau dari Purworejo, arahnya ke barat dari Pendowo. Kira-kira hanya butuh waktu sekitar 45 menit untuk mencapainya. Sebenarnya saya pernah berwisata ke Pantai ini sekitar 30 tahun yang lalu, tapi saat itu saya tidak tahu, kalau pantai yang saya kunjungi adalah Pantai jatimalang, maklumlah, sepertinya Jatimalang kurang beken jika dibandingkan Parang Tritis, ParangKusumo, Glagah, Congot atau Ketawang . Pantai-pantai yang terletak di Yogya dan purworejo. Padahal Seperti halnya Pantai Selatan yang mempunyai ombak besar, Jatimalang adalah Pantai yang menarik.

Sayang  (Atau beruntung??) Saat itu Kami keluarga besar berangkat ke Pantai pagi-pagi sekitar jam 06.00, jadi kurang tahu, berapa retribusi masuk ke tempat wisata, sebab saat itu Portal masih kosong dari penjaga loket. Jadi Kami slonong boy  saja ke sana. (Mau nanya atau lihat plakatnya tp biasanya kan praktek di lapangan lain). Saat itu masih pagi, dan cuaca agak mendung, sehingga hawanya cukup nyaman.

Di kawasan wisata, sekitar 100 m dari pantai ada Gazebo yang disediakan untuk berteduh. Ruangnya cukup luas, meski ketika kami datang sangat kotor sehingga kami harus membersihkan dulu sebelum meletakkan perbekalan sarapan dan makan kecil yang kami bawa. Di sekitarnya juga banyak terdapat Kamar mandi dan toilet yang  mudah kami temukan. Sementara warung-warung sederhana siap menyediakan makanan khas Purworejo seperti Kupat Tahu,  atau makanan universal seperti soto, bakso, Mie, dll. Bahkan Restoran Seafoodpun ada kalau ingin yang sedikit lebih mewah. Sementara Di sebelah Timur ada tempat pelelangan Ikan dan Pasar Ikan segar tempat menjual hasil laut dari para nelayan yang baru pulang melaut. Membuat saya jatuh cinta pada Pantai ini, sebab saya bisa memilih ikan laut yang saya inginkan. Tongkol, tenggiri, ikan pari, layur, cumi-cumi, udang, dan ikan asin bisa ditemukan.  Bahkan minta tolong dimasak sekalian dengan tambahan 10 ribu rupiahpun bisa. Tapi waktu saya minta cumi bakar, Si Ibu penjual malah bilang,:Wah,BU..kalau cumi bakar saya belum pernah masak seperti itu, biasanya cumi goreng tepung, cumi asam manis, cumi lombok ijo..! Tapi kalau Ibu mau mengajari saya, bisa saja saya buatkan cumi bakar..! Saya setengah ragu, sebab saya terlambat mengetahui kalau di situ ada tempat penjualan ikan, jadi saat itu sudah sekitar jam setengah dua belas siang. Akhirnya saya malah tidak jadi minta dimasak sekalian, sebab kasihan pada keluarga besar saya kalau menunggu terlalu lama. Jadi saya bawa saja cumi mentah untuk dimasak sendiri di rumah.  Tak bisa diingkari  kalau pantai ini membuat Ibu-ibu seperti saya betah memilih dan membolak-balik ikan-ikan segar, apalagi kalau ada kapal yang baru saja merapat dari melaut, pemandangan ini membawa angan saya masuk ke sebuah  desa nelayan. It's exciting!! Sementara saat itu masih dalam suasana lebaran juga ada pertunjukan "Jaran Kepang"(Kuda lumping). Tapi saat itu sudah siang, jadi kami sudah bersiap untuk pulang, jadi tidak bisa menikmati pertunjukan itu.

Pantai Jatimalang masih relatif bersih dan sepi. Kami  bisa bermain ombak sepuasnya, bahkan anak-anak dan keponakanpun rasanya tak mau pulang meski kami sudah bermain di pantai sekitar 5 jam. Tapi cuaca yang berubah panas cukup membuat mereka bersedia untuk menyudahi rekreasinya.

Kepiting dan ubur-ubur banyak terdapat di pantai. Sayang kepiting-kepiting itu begitu lincah dan bersembunyi di balik pasir, sehingga kami hanya berhasil menangkap sedikit kepiting dan Ubur-ubur    Kami sempat penasaran dengan ubur-ubur (Jelly fish)yang berbentuk seperti payung  berwarna putih  transparan. Semula saya kira es batu, sebab rupanya persis sekali es batu, tetapi ketika saya pegang terasa lembek, dan kenyal  seperti kolang-kaling, tidak keras  seperti  es batu. Sementara ada yang berwarna biru transparan seperti balon tiup dengan alat gerak berumbai-rumbai yang akan mengembang sangat indah bila dimasukkan ke air. Tapi celakanya Saya tidak menyadari, kalau Ubur-ubur ini beracun, sehingga tangan saya terasa gatal dan panas seperti tersengat kalajengking. Bahkan tangan adik saya sampai bengkak. Tapi untunglah pengaruhnya cukup sampai di situ, tidak sampai menimbulkan akibat yang lebih parah.

Jatimalang mungkin Pantai yang belum terlalu dikelola, tapi bagi saya Pantai ini sudah cukup memadai untuk berwisata, membuat kita bisa melepaskan beban dan kepenatan. Sementara debur ombaknya yang besar bergemuruh akan mengingatkan kita akan kebesaran Illahi.  Mungkin turis-turis mancanegara akan sangat tertarik bila pernah berkunjung ke pantai ini, meski dalam hati kecil saya  berharap agar pantai ini tetap memsona dalam kesederhaannya, tanpa dikotori dengan hotel-hotel yang menjulang dan fasilitas mewah yang justru akan membuat pantai ini menjadi mahal dan tidak menarik.



Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!

Mudik

SUKA DUKA MUDIK





            Lebaran selalu identik dengan mudik. Tentunya untuk orang yang jauh dari kampung halaman. Tidak bisa mudik??Kasihan deh Lu..! Mungkin itu yang terlintas dalam pikiran kalau ada orang yang tak bisa mudik. Apalagi kalau tidak bisa mudik karena urusan pekerjaan. Duh bisa nelangsa....:( Kita kan bukan mesin yang tak mengenal lelah, jadi kalau lebaran, hari raya juga tak dapat cuti, Hmm...jangan-jangan kita sudah termasuk orang yang gila kerja ( Atau malah gila beneran?? Upss...maaf..just a joke!)

Mudik memang butuh persiapan, tidak hanya fisik, tetapi juga finansial. Tetapi kalau kita sudah mempersiapkan segalanya, Insya Allah semuanya bisa berjalan lancar. Terkadang Saya dan suami berpikir, enak ya..kalau punya mobil pribadi, bisa mudik dengan santai tanpa repot menenteng barang bawaan seabrek, bisa mengambil rute sesuai keinginan, bisa mudik dan balik lagi dengan oleh-oleh yang banyak, bisa mudik tanpa perlu mandi dulu(he..he..kan tidak perlu berdekatan dengan orang banyak..:) ,  sehingga kadang terlintas untuk membeli mobil.  Tapi kalau dikaji ulang, bagaimana kalau tak punya sopir pribadi??  Tentunya kita malah tambah capek, seharusnya istirahat dan libur kerja malah beralih profesi jadi sopir (meski mobil milik sendiri), bagaimana kalau macet, terus mobil yang sebenarnya sudah dipersiapkan dan diservis ternyata mogok, belum lagi kalau mesin mobil ngadat, pastilah butuh pengeluaran ekstra yang tidak sedikit, belum lagi bensinnya, pajaknya, apalagi kalau bisanya beli kredit, pastilah menambah anggaran pengeluaran. Belum lagi kalau "dianggap" kaya, jadi ngasih pengemis dan pengamenpun paling tidak seribu rupiah (padahal kadang ngasih limaratus aja biasanya sayang  (He.he..tidak lah yaww..masak  jadi kikir..!)

Ah..daripada berandai-andai lebih baik saya nikmati saja perjalanan mudik saya. Biasanya dari terminal Madiun ke terminal Yogya, tidak pernah ada masalah. Saya salut pada bis-bis Jawa Timuran Surabaya-Yogya. Bisnya bagus-bagus, bahkan beberapa ber-AC dengan tarif biasa. Jarak tempat duduk yang satu dengan yang lain juga longgar. Sementara tarifnya sangat jelas dan disiplin. Bahkan kenaikan tarif ditempel di dinding bis. Apalagi mudik kemarin saya dapat tempat duduk di depan, bisa memandang bebas ke depan, dengan AC yang nyaman, tak heran kalau saya dan anak-anak serta suami bisa terlelap di bis.

Tapi ketika berganti bis dari Yogyakarta ke Purworejo..!  Hmm...tempat duduk terlalu mepet dan sempit, bisnya juga relatif sudah kumal, sementara tarif yang biasanya 8-10 ribu naik menjadi 15 ribu rupiah. Duh..50%. Tapi ini belum seberapa. Tarif ini baru beberapa tahun berjalan. Saya ingat, dulu setiap lebaran semua bis Purworejo Yogya yang biasanya 7 ribu, naik menjadi 20-30 ribu. Sungguh masa-masa yang kacau dan tidak ada kepastian hukum L. Jadi jarak Purworejo-Yogya yang hanya kira-kira sepertiga jarak Madiun Yogya justru bertarif 2 kali lipat tarif Madiun Yogya, itupun dengan bis yang relatif jelek dan tempat duduk yang terlalu sempit. Jadi kalau sekarang tarifnya 15 ribu, mungkin masih Alhamdulillah (betul-betul orang Jawa.semua serba untung! Untung hanya ditarik 15 ribu J...). Tapi sejujurnya, Meski kami berempat, aku hanya mengulurkan uang 50 ribuan. Ketika kondektur minta tambahan 10 ribu, saya berkata," Naik sampai 50%??(Dengan sedikit melotot, he..he..akhirnya kondektur mengalah, tentunya bukan karena takut pada pelototan saya, tapi mungkin malu berdebat dengan perempuan atau tarif resminya mungkin tidak semahal itu. Entahlah! Tapi yang jelas, ketika balik ke Madiun, Saya melakukan hal yang sama dengan tarif itu, dan ternyata kondekturnya kembali mengalah..he..he..!)



Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!

Serba serbi mudik


SENANDUNG MUDIK




Mudik…???  Kalau bagi saya, kata-kata itu sangat indah dan menarik . Mudik selalu membawa kenyamanan bagi saya, mendatangi tempat yang sangat familiar, dengan lingkungan yang familiar, penuh kenangan, dan tempat di mana saya merasa dikenal dan mengenal banyak orang.

Saya tak tahu, apakah ada orang yang tak suka mudik. Dalam hati kecilnya, semua orang pasti suka mudik, tetapi terkadang pengaruh lingkungan eksternal maupun pengaruh internal kejiwaan akan mempengaruhi kecenderungan dan keinginan untuk mudik. Seperti misalnya, orang yang berhasil di rantau dengan yang gagal mengais nafkah di  daerah lain, pastilah   akan berbeda  keinginannya untuk mudik. Orang  yang berhasil pasti akan lebih antusias untuk mudik .

 Bahkan mengambil istilah beberapa teman, terkadang mudik dijadikan sebagai ajang pamer keberhasilan, baik yang berhasil mengumpulkan kekayaan, maupun yang berhasil meraih kedudukan yang tinggi. Bagi saya itu sah-sah saja, asal pamer kekayaan dan kedudukan itu diikuti dengan keinginan untuk berbagi dan menularkan keberhasilan di kampung halaman. Seperti misalnya, kalau ada seorang pemudik yang berhasil merintis usaha  dan menjadi pengusaha yang berhasil, kemudian mengajak dan menularkan keberhasilannya pada tetangga-tetangganya, bagi saya itu sesuatu yang patut diacungi jempol. Apalagi kalau diikuti dengan memberikan kontribusi pada daerah asalnya dengan membangun mushola, membantu pengaspalan jalan, membantu permodalan pada wirausawan di desanya. Bolehlah keberhasilan seperti itu dipamerkan. Tapi kalau sekedar mudik dengan mobil mewah, bercerita sana sini tentang keberhasilannya, memamerkan kecanggihan fasilitas yang dimiliki, dan bertambah angkuh dan mendongakkan dagu karena merasa menjadi orang hebat..Ingin semua orang kagum, menghormati dan mengelu-elukannya....Duh...Semoga tidak ada ya..orang yang seperti itu.

Bagi saya sendiri, mudik tentu saja bukan ajang pamer keberhasilan, sebab kehidupan saya biasa-biasa saja. Kedudukan saya biasa-biasa saja. Semuanya sangat biasa dan wajar. Mudikpun saya hanya naik bus umum kelas ekonomi. Bahkan kalau kurang beruntung harus berdesak-desakan dengan penumpang lain , atau mungkin harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, sementara kedua tangan menenteng barang bawaan yang tidak bisa dikatakan ringan. Tapi nyatanya mudik selalu mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Bisa bertemu semua saudara, sebab saat lebaran semua mengambil cuti, bisa bertemu Ibu saya, bisa nyekar ke makam Bapak, adik, Kakek, nenek, Bude, dan semua kerabat yang telah berpulang ke Rahmatulloh. Terlepas dari semua kerepotan dan keribetan, mudik bagi saya adalah sesuatu yang exciting dan amazing, jadi saya akan merasa heran, kalau ada orang yang tidak suka mudik.









Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

Jumat, 04 September 2009

Renungan Ramadhan

MERASA JADI ORANG BAIK TAPI PEMARAH???

DUH....INSYAF DULU DEH!







          Manusia senantiasa mengharapkan kekekalan dan enggan menerima kebinasaan.   (oleh karenanya) manusia diberi sifat marah, yaitu suatu kekuatan panas yang bergejolak di dalam batinnya  (Ihya Ulumuddin).

Abu Hurairah meriwayatkan,bahwa seseorang berkata , "Wahai Rasulullah, berilah wasiat kepadaku!". Rasulullah bersabda,"Janganlah kamu mudah marah." Lalu beliau mengulanginya lagi,"Janganlah kamu mudah marah."(HR al-Bukhari).

Ibn  Mas'ud berkata:Rasulullah SAW bertanya,"Apa pemahaman kalian tentang orang yang kuat?" Kami menjawab,"Orang yang tak terkalahkan oleh orang lain dalam bergulat."

Rasulullah SAW menyanggah,"Tidak demikian, namun yang dimaksud dengan orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya saat marah (HR Muslim).

Rasulullah SAW bersabda,"Tiada seorangpun yang marah kecuali ia mendekatkan dirinya   kepada neraka (Ihya Ulumuddin).

Ada 3 tingkatan manusia yang berkaitan dengan sifat pemarah,

  1. Manusia yang tafrith(serba kekurangan), yaitu manusia yang kehilangan potensi amarah  dan emosinya sama sekali( sehingga tidak dapat marah). Manusia semacam ini tercela.
  2. Manusia yang mempunyai emosi seimbang, tidak terlalu lemah, dan tidak terlalu ekstrim amarahnya. Sifat inilah yang disematkan Allah SWT kepada para sahabat.
  3. Manusia yang  Ifrath, (serba berlebihan), yaitu manusia yang amarahnya melampaui batas, sehingga keluar dari kendali akal dan agama. Orang semacam ini tidak dapat berpikir jernih, bahkan terkesan ia seperti terpaksa. Kondisi semacam ini tercela, kondisi dzahirnya tampak berubah menjadi buruk, begitu pula dengan kondisi batinnya, lebih buruk lagi. 
Sekali waktu Aisyah Ra  pernah marah. Lalu Rasulullah SAW bertanya padanya,"  Setanmu telah merasukimu?" Aisyah balik bertanya,"Apakah Engkau juga punya setan Ya Rasulullah?" Beliau menjawab,"Ya, saya juga.  Namun Aku senantiasa berdoa pada Allah SWT dan Ia menolongku, sehingga akupun selamat   dan tidak memerintah kecuali hanya kebaikan.(HR. Muslim)



Mengatasi Amarah Yang sedang Bergejolak.

  1. Dengan mengenali pahala yang akan diperoleh ketika berhasil menahan amarahnya.
  2. Menakut-nakuti diri dengan balasan yang akan ditimpakan Allah SWT pada diri sendiri jika memperturutkan nafsu amarah.
  3. Mengakui bahwa hanya Allah SWT yang paling berkuasa dibanding diri sendiri.
  4. Memperingatkan diri sendiri akan dampak dan balas dendam yang dilakukan orang yang dimusuhi, dan dimarahi, karena akan tersakiti dan menimbulkan dampak yang berkepanjangan.
  5. Membayangkan betapa buruknya penampilan diri sendiri saat marah dengan melihat penampilan orang lain saat marah.
  6. Menasehati diri sendiri bahwa orang yang marah laksana binatang buas, tapi bila berhasil menahan amarah laksana nabi dan wali.
  7. Harus mengetahui bahwa marahnya disebabkan oleh kekaguman akan sesuatu berdasarkan kehendak Allah SWT, bukan atas kehendak diri sendiri.
 Doa ketika marah:  Allahuma Rabba Muhammadin nabiyyaghfirlii dzanbii   wa adhhibghaitha ghalbii  wa adzirnii min mudhillatil fitani maathaharaminhaa wamaa bathana. (Ya Allah, Rabb Muhammad, sang Nabi. Ampunilah dosaku, hilangkanlah amarah hatiku, lindungi aku dari sesatnya fitnah, yang nampak maupun yang terselubung(HR. Ahmad).                                                        

Rasulullah SAW  bersabda, Marah adalah (laksana) batu yang dinyalakan dalam hati. Tidakkah kalian melihat menggelembungnya urat leher dan memerahnya mata orang yang sedang marah? Jika salah satu dari kalian mengalami kondisi seperti itu, maka jika sedang berdiri, duduklah. Dan jika sedang duduk, berbaringlah. Jika amarah itu belum hilang juga, maka berwudhulah dengan air dingin dan mandilah. Karena api tidak dapat dipadamkan kecuali dengan air  (HR. Tarmidzi)





Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)