Jumat, 17 April 2009

Hii...seremmmm....!


JADI WANITA MUSLIMAH ?

...OOH, NO!!!!!

“Aku emoh jadi wanita muslimah. Apa-apa harus patuh pada suami. Bisa-bisa harga diriku diinjak-injak dan dipoligami!” Seorang sahabat saya melontarkan kata-kata itu kepada saya ketika selesai membaca maraknya poligami, banyaknya selebritis yang copot jilbab dan kembali berkarir setelah berhasil cerai dari suaminya yang ringan tangan dan mengekang mereka. , dan ada yang mencopot jilbab setelah bercerai karena sakit hati suaminya berpoligami.

Saya agak jengah dengan kata-katanya yang sembarangan itu. Tapi tentu saja tidak bisa mempersalahkan dan balik mengecamnya. Sebab realitanya banyak kejadian yang menguji reputasi umat Islam dewasa ini. Pemberontakan para perempuan selebritis

( mengapa saya selalu memilih selebritis, sebab merekalah yang berpotensi menjadi berita dan seringkali menjadi sample sebagai public figure) merupakan pukulan keras bagi dunia Islam yang sesungguhnya berisi dengan tuntunan yang sempurna. Kaum perempuan sudah banyak berubah. Kemandirian, persamaan kedudukan, kemampuan intelektual, prestasi, mungkin perempuan bahkan bisa melampaui laki-laki. Tapi hal itu hanya akan sia-sia bila kaum laki-laki tidak juga berubah.Tidak juga menghargai perempuan sebagaimana yang dituntunkan dalam Islam. Laki-laki masih terbuai dengan adat keningratan, di mana perempuan penuh pengabdian dan patuh tanpa kompromi pada suami, sedang suami bebas beristri berapapun sesuai keinginan suami. Poligami memang diperbolehkan dalam Islam, itu tidak boleh diingkari, tetapi syarat-syarat poligami itu sendiri hampir tidak mungkin dilakukan oleh seorang suami. Adil, tidak menyakiti hati istri, dll. Padahal adil itu sangat relative, tidak hanya diukur dari jumlah uang belanja yang sama besarnya. Sedangkan tidak menyakiti istri tentu saja bisa diartikan bila harus seijin istri. tetapi terkadang para suami yang tidak bertanggung jawab, justru berpoligami secara sembunyi-sembunyi dengan alasan diperbolehkan agama, takut zina ( padahal laki-laki yang tinggi derajadnya adalah laki-laki yang mampu mengendalikan nafsunya). Tapi kalau semua syarat dipenuhi, tentunya kita tidak boleh menghalangi adanya poligami. Kalau istri yang dipoligami ikhlas dan ridho, tentunya kita tidak perlu mempermasalahkan lagi. Islam memang menuntunkan kepatuhan seorang istri terhadap suaminya, sesuai dengan hadist yang berbunyi :

Nabi Muhammad Saw bersabda, “ Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya’ (HR. Tarmidzi dan Abu Hurairah)

Dalam hadist ini menggambarkan betapa sujud adalah bentuk penghambaan diri. sepenuhnya. Mungkin hadist inilah yang menjadi favorit para suami untuk bertindak seenaknya terhadap istri. Sebab wanita tiada diperintahkan kecuali patuh pada suami. Sangat disayangkan kalau hadist ini disalahgunakan oleh para suami sebagai alasan untuk sewenang-wenang terhadap istri. Padahal dalam Islam, seorang suami dianjurkan mempunyai sifat sabar dan memaklumi kekurangan istri dan mengingat-ingat kebaikan istrinya.

Janganlah seorang laki-laki mukmin membenci istrinya yang beriman. Bila ada perangai yang tidak disukai, dia pasti ridho (senang) dengan perangainya yang lain .(HR. Muslim)

Islam memang mengajarkan kepatuhan istri pada suami, tapi sebaliknya, Islam juga mengajarkan sikap lemah lembut, kasih sayang dan penghargaan yang tinggi terhadap wanita. Sebagaimana hadist berikut ,

“…….Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, orang yang menghina wanita adalah orang yang tidak tahu budi (HR. Abu ‘Asaakir)

Tidak jarang seorang suami marah kepada istri hanya karena sang istri terlambat mengambilkan minuman. Padahal, Rasulullah pernah dibuatkan minum oleh Asiyah, dan beliau berkata, “Hai Khumaira… (pipi yang merah), marilah minum bersamaku”. Dan ketika Aisyah minum bersama Nabi, Aisyah segera menyadari dan meminta maaf, ternyata Ia salah memasukkan garam ke dalam minuman.(Subhanallah!) Betapa sabar dan bijaksananya Rasulullah mengingatkan kesalahan istrinya, dan betapa indahnya kalau semua laki-laki muslim mengikuti tuntunan Nabi seperti ini.

Dalam kisah lain juga diceritakan, suatu saat Nabi pulang terlalu larut, sehingga Aisyah sudah tertidur, sedang pintu terkunci.. Karena khawatir dan tidak tega apabila harus membangunkan Aisyah, maka Rasulullah mengambil pelepah kurma dan memakainya sebagai alas tidur di luar. Ketka paginya Aisyah terbangun, Aisyah merasa malu dan meminta maaf atas kealpaannya. (dapt kita lihat betapa lembutnya hati Nabi). Tentu akan mudah untuk mendapatkan mawadah, warohmah dan sakinah bila semua suami berperilaku meneladani Rasulullah.

Lain daripada itu, KDRT kadang juga menjadi salah satu factor penyebab keretakan dalam rumah tangga. Dan sangat disayangkan kalau hal itu dilakukan oleh seorang suami muslim pada istrinya, padahal dalam hadist juga disebutkan

“Saling berwasiatlah kalian tentang kaum wanita dengan baik-baik. Mereka itu adalah tawanan di tanganmu. Tiada kalian bisa menguasai apa-apa dari mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji, pisahkanlah diri kalian dari tempat tidur mereka, atau lakukanlah pemukulan yang tidak membekas……….(HR Ibnu Majah dan Attirmidzi).

Dikatakan di sini “Pemukulan yang tidak membekas”, tentunya sebenarnya Islam tidak membolehkan adanya kekerasan, sekalipun istri berbuat keji. Jadi kesimpulannya, dalam rumah tangga muslim, hanya ada ketentraman belaka, saling menghargai,saling cinta dan menyayangi , kepatuhan istri diimbangi dengan tanggung jawab, kasih sayang dan perilaku lembut suami. Kalaulah ada penyimpangan, pastilah Islam belum dijalankan dengan kebenaran yang sesungguhnya. Maka, jangan lagi berkata “Nooo!” untuk menjadi wanita muslimah.

Minggu, 12 April 2009


TIDAK ADA

EMANSIPASI DALAM ISLAM.

Huh..sahabat saya langsung melotot ketika saya melontarkan kata-kata itu. “Fanatik Lu, “cetusnya kemudian. Saya hanya tersenyum, kemudian saya bacakan sebuah hadist

,” Sesungguhnya kaum wanita adalah setara dengan pria”

(HR.Abi Dawud dan An-Nasa’i).

Nah,Lu! Sekarang jelas kan apa maksudnya. Perkataan Emansipasi yang biasa diartikan sebagai persamaan kedudukan pria dan wanita , sudah tidak perlu diperdebatkan lagi, karena Islam sendiri sudah mengakui bahwa wanita setara dengan pria. .

Islam datang dengan tugas-tugas syariat yang dibebankan kepada pria dan wanita. Jadi kedatangannya tidak memandang persamaan hak (emansipasi) atau keutamaan antara wanita dan pria, tetapi Islam memandang sebagai problema yang harus diatasi.

Manakala Islam telah menetapkan hak dan kewajiban bagi pria dan wanita, maka pada hakekatnya hal tersebut adalah hak dan kewajiban yang terkait dengan kepentingan masing-masing, sesuai dengan yang dikehendaki Islam. Hak dan kewajiban itu akan sama apabila tabiat manusiawi menghendakinya. Dan dijadikan berlainan bila tabiat kemanusiaan masing-masing menghendaki perbedaan. Persamaan hak dan kewajiban yang demikian itu bukan emansipasi, dan perbedaan hak dan kewajiban itu juga tidak disebut bukan emansipasi. (Abdurrahman Al Baghdadi dalam “Emansipasi, adakah dalam Islam”)

1. Saat Hak dan Kewajiban sama bagi pria dan wanita

· Bertolak dari hal tersebut, Islam Islam tidak membeda-bedakan pria dan wanita dalam hal keimanan.

· Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam memikul tanggung jawab Da’wah Islamiyah

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,(Islam), menyuruh kepada yang ma’ruh dan mencegah dari yang munkar…..(Ali Imran : 104)

· Islam mempersamakan berbagai kewajiban yang berkaitan dengan ibadah seperti sholat, puasa, haji dan zakat dari segi kewajiban melaksanakannya.

· Islam mempersamakan pria dan wanita dalam tata hukum mu’amalat, seperti jual beli, perkontrakan, perwakilan, tanggungan/jaminan, dan aqad-aqad lainnya.

…Bagi laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan……..(An-nisa’: 32)

· Islam mempersamakan pria dan wanita dalam menjatuhkan hukuman dan sanksi terhadap suatu pelanggaran

“Perempuan yang berzina, dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat,..(An-nur : 2 )

· Islam menghargai wanita dalam perawi hadist, Ilmu, politik dan peperangan, yaitu

a. Wanita perawi hadist yang hadist-hadistnya dihimpun oleh Al Bukhari : Karimah Al Marzawiyah dan Sayyidatul Wuzara.

b. Wanita ahli sastra yang terkenal keindahan syairnya, yaitu : Al Khonsa, As Sayidah Sakinah binti Al Husain.

c. Dokter Wanita, yaitu Zaenab dari Bani Awad, Ummul Hasan Binti Al Qodli Abi Ja’far Attonjali.

d. Wanita yang termasyur dalam peperangan , yaitu : Asma Binti Abu Bakar Ashshidiq, Ummu Amarah, Nasibah binti Ka.ab,dll

e. Wanita yang masyur di arena politik dan pemerintahan, yaitu : Fatimah binti Rasulullah SAW, Aisyiah binti Abu Bakar (Ummil mu’minin) Atikah binti Yazid bin Mu’awiyah

2. Saat Hak dan Kewajiban Pria dan Wanita berbeda

Di samping hak dan kewajiban yang sama, Islam juga mengatur perbedaan antara wanita dan pria, hal ini disebabkan bagaimanakan juga, wanita dan pria adalah makhluk dengan jenis kelamin dan tabiat berbeda, karena itu Islam mengatur perbedaan antara wanita dan pria dalam hal :

1. Persaksian: Persaksian seorang pria, sama dengan 2 orang wanita.

2. Bagian wanita dalam harta pusaka : Bagian wanita setengah bagian pria, karena seorang laki-laki berkewajiban menafkahi istri, sedang istri tidak berkewajiban mencari nafkah.

3. Pakaian pria dan wanita

4. Masalah sutera dan emas: Laki-laki dilarang memakai sutera dan emas.

5. Mahar: Mahar adalah hak seorang wanita yang akan dinikahi seorang pria, sekaligus kewajiban seorang pria untuk memberi mahar.

6. Mencari nafkah/pekerjaan: Seorang laki-laki wajib mencari nafkah, sedangkan seorang perempuan mubah, dan harus atas seijin suami atau ayahnya bila belum menikah.

7. Pengaturan rumah tangga, Kewajiban wanita

8. Hukum masalah kehamilan

9. Nasab, biasa dihubungkan dengan poligami, sedang poliandri dilarang karena dapat mengaburkan nasab seorang anak.

10. Pencegahan kehamilan, Hak suami, tapi suara istri patut didengar.

11. Abortus

12. Persusuan

13. Pengasuhan anak

14. Kepemimpinan dalam rumah tangga. Kepemimpinan ada di tangan laki-laki, “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka…………(QS An Nisaa : 24)

Demikianlah Islam telah memberikan solusi yang smart dalam menyikapi masalah emansipasi.

Bulan April, Bulan emansipasi


MENJADI IBU RUMAH TANGGA YANG PROFESIONAL?
SIAPA TAKUT….
Benarkah menjadi Ibu rumah tangga adalah pekerjaan remeh yang tidak memerlukan keahlian? Atau sebaliknya, Ibu rumah tangga adalah perempuan multi skill yang harus siap menjadi siapapun dan kapanpun diperlukan?Manager keuangan keluarga? SO PASTI…! Sebab masalah utama dalam keuangan keluarga bukanlah besarnya penghasilan suami, tetapi bagaimana ibu rumah tangga mampu mengatur keuangan sehingga kebutuhan pokok relative terpenuhi, dan kebutuhan lain menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Public Relation? YA IYALAH..! Arisan PKK, RT, RW, Darma wanita, dll. Pengajian, ta’ziah, bergaul dengan tetangga dalam kapasitas yang tepat, dll. KOKI? Itu mah pekerjaan rutin…!LAUNDRY, HOUSEKEEPING,GARDENING, (ini juga harus dikuasai) kadang-kadang bahkan harus siap merangkap jadi BELl BOY. (Tuh..kan..! Siapa bilang Ibu rumah tangga tidak butuh keahlian.
Dan benarkah Ibu rumah tangga hanya pandai menghabiskan uang suami, tetapi tidak pernah menghasilkan uang? Ibu rumah tangga memang cenderung berkutat dalam masalah domestic, tapi bukan berarti tidak mempunyai nilai ekonomis. Sekarang kita cermati daftar yang saya buat. Ini saya buat hanya sekedar untuk memberi gambaran dan sedikit bercanda pada suami, sebab ternyata banyak yang bisa saya kerjakan kalau saya menjadi ibu rumah tangga daripada kalau saya bekerja di luar rumah. Daftar ini merupakan kompensasi yang harus saya tanggung bila saya bekerja di luar rumah.
Penghasilan Ibu Rumah tangga :
1. Biaya Pembantu Rumah tangga sebulan ( di desa. Kalau di kota mungkin jauh lebih mahal)………………………………………………………………...RP 1.300.000
2. Biaya antar jemput anak sebulan 2 x 300.000…………………………RP 600.000
3. Biaya les anak-anak sebulan(anak-anak saya bimbing sendiri belajarnya) 2 x 1000.000……………………………….RP 200.000
4. Biaya transport kalau saya bekerja…sebulan……………………………RP 300.000
5. Biaya make up dan property kalau saya bekerja……………………….RP 500.000
6. Biaya kehadiran saya untuk anak dan suami kapanpun dibutuhkan…………………………………………………RP 1 M
(Tidak banyak memang, tapi paling tidak, ibu rumah tangga tentu saja mempunyai penghematan sendiri dengan penghasilan tak kentara seperti itu. Dan tentu saja yang tidak bisa dihitung adalah kehadiran kita).)
Di samping nilai secara ekonomis, Ibu rumah tangga dituntut untuk mempunyai kemampuan beradaptasi yang tinggi untuk bergaul di masyarakat. Di samping tugas domestic, Ibu rumah tangga juga harus bisa membaagi waktu untuk kegiatan sosialisasi, menghibur diri dan beristirahat, sebab pada intinya ibu rumah tangga bukanlah seorang pengangguran, sebab untuk mengatur kegiatan rumah tangga diperlukan jadwal yang pasti. Sebagai contohnya, coba cermati jadwal kerja saya :
MY SCHEDULE IN COMMON :
Pukul 04.00……Shalat Subuh, dilanjutkan memasak untuk sarapan.(Biasanya saya memasak untuk sarapan sekaligus makan siang)
Pukul 05.30……Mempersiapkan sarapan, mandi, dan ikut sarapan.
Pukul 06.15….Seremonial pagi, membantu persiapan anak dan suami berangkat sekaligus mengantar sampai depan rumah.
Pukul 06.30…..Membereskan sarapan, mencuci piring dan membersihkan dapur.
Pukul 07.00 …Membersihkan kamar mandi dan WC.
Pukul 07.30…Menyapu lantai, mengepel, dan membereskan tempat tidur, dll
Pukul 08.15….Menyapu halaman depan, menyiangi rumput, menyiram bunga, dan merawat tanaman.
Pukul 09.00…..Menyapu dan membersihkan halaman belakang.Mencuci baju (dua hari sekali), bergiliran dengan seterika.
Pukul 09.30 Mandi. Berwudhlu dan shalat Dhuha
Pukul 10.00..Istirahat..(Biasanya FB-an(he..he..), ngetik cerita,dll)
Pukul 12.15. Shalat Dhuhur, jemput anak pulang sekolah
Pukul 13.00.. Menyiapkan makan siang, dan ikut makan siang
Pukul 13.30.. Istirahat (tidur siang), pokoknya mengistirahatkan diri...lah, dll
Pukul 15.00..Bangun, waktu untuk bersosialisasi, bisa ta’ziah, kondangan, dll tergantung kebutuhan. Terkadang jemput anak pulang les di sekolah.
Pukul 16.00…Mandi, shalat Ashar, masak untuk sore.
Pukul 17.00..Makan sore, tapi kalau anak dan suami lebih suka makan sehabis Maghrib atau Isya’ ya jadwal menyesuaikan. Berarti bisa nyantai lagi.
Pukul 17.45 Shalat Maghrib dilanjutkan tadarus sampai tiba waktu Isya’, atau tadarus sampai pukul 18.30, dilanjutkan makan malam.
Pukul 19.00…Shalat Isya’
Pukul 19.30…Membantu anak-anak mengerjakan PR, mengecek jadwal, dan persiapan besok pagi.
Pukul 21.00..Tidur…
Pukul 02.00…..( Waktu ekstra, jadwalnya shalat malam, tapi terkadang terkena bujuk rayu setan, sehingga terlelap sampai subuh…mulai hari baru lagi…).
Ini sekedar contoh jadwal yang saya buat, sehingga saya merasa hidup saya lebih teratur, tetapi untuk hari-hari libur biasanya saya lebih longgar dalam pengaturan waktu. Biasanya hari libur saya gunakan untuk refreshing, sehingga saya bisa lebih santai.
Nah..sahabat-sahabatku para ibu rumah tangga, masih bete jadi ibu rumah tangga? Enggak lagi kan…? Enjoy your job, so everything will be look so beautiful. Hosewife is a great job!!!!!

Jumat, 10 April 2009

NAMA???UNSUR MAGIS??????




What is a name, begitulah kata William Shakespeare. Apalah arti sebuah nama. Tapi, benarkah nama itu tidak berpengaruh apa-apa? Bagi orang Jawa, nama sangatlah berarti, sehingga seringkali ada anggapan”Kabotan jeneng”(keberatan nama), sakit-sakitan, sering kena musibah, dll. Sehingga harus dirumus dengan huruf Ha, na, ca, ra, ka, di mana ha = 1na = 2 , ca = 3, ra = 4, ka = 5, selanjutnya berulang sampai hitungan lima dari da, ta, sa, wa, la, sampai nga , Di mana bila potongan suku kata nama dari huruf-huruf jawa itu dijumlahkan dan dibagi lima, maka sisanya angka 1 = artinya banyak rejeki, 2 = pangkatnya tinggi, 3 = Impas, 4 = sakit-sakitan, 5 = sering kena musibah. Tapi Wallahu’alam, saya kurang paham tentang itu. Bahkan untuk orang Thionghoa, nama adalah hoki, sehingga para WNI keturunan yang sudah mengubah nama ke dalam nama Indonesia, pastilah akan memilih nama Wijaya, Jaya, Untung, dll yang mengandung arti keberuntungan atau kemujuran.
Sementara untuk umat muslim, nama adalah doa orang tua bagi anak-anaknya. Seorang teman saya di kajian tarjih sempat kebingungan ketika diminta memberikan kotbah nikah dalam suatu acara pernikahan, sebab mempelai wanitanya bernama Saroyyaroh, yang artinya balasan(yang buruk). Mungkin kalau orang tuanya paham, pastilah namanya akan diganti menjadi Khoiroyyaroh yang artinya balasan (yang baik). Sehingga dalam menyebut nama mempelai, teman saya hanya menyebur Yaroh saja. Ini artinya, belum tentu nama yang baik adalah yang berbahasa arab, sebab kalau kita tidak tahu artinya, justru akan berakibat fatal dengan pemilihan nama yang buruk. Jadi, meski nama saya tidak menggunakan bahasa Arab, tapi menurut saya, nama saya tetap Islami, sebab artinya bagus, Isti Yogiswandani, Isti artinya pasti (kata bapak saya), mungkin bapak saya ingin saya menjadi orang yang tegas, tidak ragu-ragu (mohon jangan protes, kita kan harus khusnudzon, he.he…). Sedang Yogi, artinya Mahaguru, (guru yang ahli tidak hanya dalam masalah materiil, tapi juga spirituil(kurang lebih sama artinya dengan Pandhito, Begawan dalam bhs jawa atau resi dalam bahasa sansekerta, atau Mufti dalam bahasa Arab) . Swandani, sama dengan swadana, alias mandiri secara ekonomi ( Kalau ini kayaknya belum tercapai, atau mungkin karena saya sudah bersuami, jadi mungkin doa bapak saya terkabul, sebab sejak menikah kami langsung mengontrak rumah sendiri, tidak tinggal di “hotel Ortu nyaman”, ataupun tinggal di “hotel mertua indah”. Alhamdulillah!)
Nama yang baik adalah doa yang tidak akan terputus sampai kapanpun, sebagaimana sabda Rasullulloh dalam Hadist yang diriwayatkan Abu Daud
”Pada hari kiamat, kamu akan dipanggil dengan nama –namamu, dan nama bapak-bapakmu. Karena itu berilah nama yang baik buat (diri) dan anak-anakmu”.
Di samping itu, ada hadist lain yang mengatakan,
“seburuk-buruk nama di sisi Alloh adalah seseorang yang menamakan dirinya “Raja diraja”.
Bahkan dalam buku pemilihan nama anak, saya pernah membaca, bahwa kita dilarang memberikan nama-nama anak kita dengan Asma’ul Husna, kecuali di depannya ditambahkan Abdul(hamba), sehingga misalnya Ar Rohman( maha pengasih), maka harusnya kita namai anak kita Abdul Rohman (hamba yang pengasih), sebab Asma’ul Husna adalah nama-nama kepunyaan Alloh. Rasululloh pernah mengganti nama-nama sahabatnya yang mempunyai arti buruk dengan nama-nama yang artinya baik, al: Ashram(pemotong) menjadi Zur’ah (penanam),. Harb (penyerbu) menjadi Salma(penentram), Mushthaji(gemar tidur) menjadi Munba’its (penggerak). Demikianlah, nama adalah doa yang tak akan terputus, sebagaimana saya memberi nama anak saya Fadhila Asyam Al Hammad (Pemimpin yang berbudi utama dan banyak bersyukur), serta Dhirgama Faiq Az Zahron ( Anak yang mempunyai keistimewaan, sekuat macan tapi berhati lembut). Semoga Alloh mengabulkan doa-doa saya dan doa kita semua. Amin…!

Minggu, 05 April 2009

ADHD, apaan tuh..????


JANGAN-JANGAN ANAKKU MENDERITA
ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)



Dulu kuberdoa…Ya Alloh, berilah aku anak yang hebat dan istimewa,
tetapi setelah melihat banyak kehidupan dunia,
Kukembali berdoa,
Ya Alloh, semoga anakku normal dan tumbuh wajar.
(Bunda)




Anak adalah anugerah yang Alloh berikan kepada kita sebagai buah cinta kasih kita dan penerus keturunan. Tapi terkadang kita kurang mensyukuri dan kurang memberikan perhatian pada buah hati kita. Untunglah , dengan pesatnya perkembangan tekhnologi dan informasi, hampir semua orang tua , sangat memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya. Meskipun begitu, ada banyak sekali perlakuan dan pendidikan yang berbeda-beda dari setiap keluarga atau orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Keluarga yang menganut pola pengasuhan barat akan cenderung permisif dan mendiamkan perilaku anak yang kadang kurang sesuai dengan etika ketimuran. Tetapi bagi Umat muslim, seorang anak haruslah dididik sedini mungkin tentang pengetahuan agama, dan tentu saja etika dan sopan santun. Meskipun begitu, namanya anak-anak tetaplah anak-anak. Kemampuan kognisi dan afeksinya masih terbatas, tetapi motoriknya berkembang pesat.Terkadang apa yang kita tanamkan dengan baik akan lenyap dalam sekejap oleh pengaruh lingkungan sekitar, bila tidak kita pantau secara kontinyu.
Dalam suatu acara Silaturahmi bersama dengan Keluarga besar tempat suami bekerja, Saya sangat senang sekali memperhatikan perilaku anak-anak yang diajak dalam acara ini. Seorang anak menangis keras-keras, sementara sang Ibu kerepotan mendiamkan sang balita, padahal acara sedang berlangsung, entah karena usil terus kena cubit atau entah kenapa saya kurang tahu. Ibu-ibu yang lain berbisik-bisik, dari yang simpati sampai yang mencemooh. Saya bisiki Si Ibu untuk membawa anaknya ke luar saja ke halaman belakang rumah tempat kami bersilaturahmi, Alhamdulillah tak lama kemudian tak terdengar lagi tangisannya yang meraung,raung, mungkin dia cuma merasa gerah dan tidak nyaman dengan banyak orang di sekitarnya. Sementara balita lain berlari-lari keluar dan melonjak-lonjak sendiri, sedang orang tuanya kebingungan mengajaknya kembali duduk tenang di dalam. Balita lain lagi menarik-narik tangan ibunya minta pulang. Untunglah acara formalitas segera usai dan acara prasmanan sambil lesehan dimulai. Suasana kembali heboh. Setelah mengambil makan sayapun segera duduk di karpet untuk menikmati hidangan, tapi karena kerudung saya agak miring, piring saya letakkan dan saya membenahi kerudung, tetapi tiba-tiba,..jlekk!!! seorang balita melompati piring saya, disambut tawa dan seruan tertahan dari ibu-ibu(bapak-bapak di luar, duduk di kursi). Saya hanya tersenyum, meski agak keqi juga , semoga tidak ada sesuatu yang rontok ke piring saya. Ibu di samping saya berkata,” Anak ini memang bandel, kalau di rumah juga sering naik meja, berdiri di kursi, dan tak peduli walau ada tamu.” Saya hanya berkata,”Namanya juga anak-anak,Bu!’ Ibu yang lain ikut-ikutan bicara,”Anak sekarang kalau enggak bandel enggak pinter”. Saya hanya tersenyum, tetapi ingatan saya tertuju pada Buku yang pernah saya baca, Deteksi Dini masalah-masalah psikologi Anak yang ditulis oleh James Le Fanu, seorang psikiater dari London, tentang sebuah gangguan perilaku pada anak, yang ternyata juga banyak terjadi pada orang dewasa, yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan untuk bisa duduk dengan tenang dan konsentrasi pada informasi atau kondisi yang sedang dihadapi. Bahkan ada anak yang kalau mempunyai permintaan harus dituruti dan dipenuhi pada saat itu juga. Sehingga menjadi ladang subur bagi iklan-iklan barang konsumtif yang ada di televisi.
Ada sebagian ahli yang berpendapat bahwa perangkat audio visual seperti televisi, video dan game computer sebagai pihak yang bertanggung jawab atas meningkatnya kasus ini. Hal ini dikarenakan visualisasi di mana terjadi perubahan-perubahan gambar dan suara secara cepat menimbulkan rangsangan yang intensif kepada pemirsanya, menjadikan anak-anak terbiasa tidak focus dan membagi-bagi perhatian pada berbagai obyek yang ada di depannya, yang akan memberikan rangsangan yang berlebih pada otak, sehingga semakin banyak anak-anak yang menunjukkan gejala ADHD.
Namun demikian ada pendapat lain yang mengatakan bahwa perilaku ini bisa terjadi karena pengaruh zat-zat aditif yang terlalu banyak dikonsumsi oleh anak seperti pemanis, pewarna, perasa gurih, pengenyal,pelembut, dll. Bahkan ada anggapan yang mengatakan bahwa gula yang dikonsumsi berlebih dapat menimbulkan masalah hiperaktif pada anak, namun menurut Dr. James Le Fanu, ADHD lebih cenderung dipengaruhi oleh factor genetic. Untuk mengetahui apakah anak kita menderita ADHD atau tidak, sebaiknya kita memang harus berkonsultasi pada ahlinya, tetapi sebagai orang tua, tentunya akan lebih baik kalau kita mengetahui tanda-tandanya sedini mungkin, yaitu:
1. Inatentif (tidak memperhatikan) dan distraktif (mudah terusik), dengan perilaku yang ditunjukkan :
· Tidak bisa memberikan perhatian penuh atau mudah melakukan kesalahan karena ceroboh
· Mengalami kesulitan untuk terus menerus terfokus pada suatu pekerjaan, atau bahkan tidak betah bermain pada satu permainan pada saat sedang bermain.
· Tampak tidak memperhatikan dan tidak menghormati ketika diajak bicara
· Tidak bisa mengikuti petunjuk atau arahan yang diberikan , karena perhatiannya tidak terfokus pada yang memberi petunjuk, tetapi malah pada hal-hal lain yang tidak ada di hadapannya.
· Mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatannya
· Menghindari dan tidak menyenangi tugas yang membutuhkan usaha mental seperti PR
· Menghilangkan berbagai macam barang yang dimilikinya
· Mudah terusik oleh kegaduhan atau obyek yang bergerak
· Pelupa.
2. Impulsif (semaunya sendiri) dan Hiperaktif
· Gelisah, yang ditunjukkan dengan tangan dan kaki yang tidak bisa diam dan senang menggeliat-geliat di kursi.
· Suka meninggalkan tempat duduk ketika sedang di kelas, di ruang makan, atau di mana saja yang membutuhkan duduk
· Seringkali berlari-lari atau memanjat ketika situasinya tidak pantas untuk berperilaku seperti itu
· Tidak bisa bermain dengan tenang
· Selalu tampak seperti “selalu bergerak dan bergerak”, atau seperti seolah-olah sedang dikendalikan oleh mesin.
· Berbicara tanpa ujung pangkal tiada henti
· Menjawab asal-asalan, padahal pertanyaan belum selesai diberikan
· Kesulitan menunggu gilirannya tiba ketika sedang bermain atau aktivitas-aktivitas terjadwal lainnya
· Menyela atau mengganggu anak-anak lainnya
· Selalu memaksa orang tua untuk menuruti perintahnya, pada saat itu juga, bahkan sambil memukuli orang tua.
· Kalau mempunyai keinginan tidak bisa dikendalikan, atau tidak bisa dialihkan.
· Kalau disuruh mengerjakan sesuatu, tiba-tiba melihat hal lain yang lebih menarik perhatiannya, menjadi lupa dengan apa yang diperintahkan padanya.
Apabila sekurang-kurangnya 6 tanda dari tanda-tanda di atas ada pada buah hati anda, dengan intensitas yang selalu berulang sekurang-kurangnya selama 6 bulan, dan telah tampak sebelum buah hati kita berumur 7 tahun, alias sejak balita, terjadi sekurang-kurangnya di 3 tempat yang berlainan,( rumah, sekolah, tempat bermain, pertemuan orang tua,dll), dan sudah menimbulkan gangguan pada pihak lain, ada baiknya kita berkonsultasi dengan psikiater, agar gangguan itu tidak mengarah kepada kelainan yang lebih serius. Silakan memantau perkembangan balita anda.