Sabtu, 03 November 2012

THAT' S LIFE.....

u
puding mangga
Sore itu,anakku yang kedua terengah-engah sepulang shalat maghrib di masjid. "Bunda, aku tadi ditabrak  sepeda motor. sepedaku velgnya peot, tapi aku gak papa. Sepeda motor yang menabrak aku ambruk, terus orangnya jatuh,yang dibonceng juga jatuh. Orangnya bilang mau ke rumah kita, mau minta ganti rugi".            
"Lho...kamu yanga ditabrak sampai velg sepedamu keriting kok malah dimintai ganti rugi?" tanyaku.
 "Enggak tahulah bunda,"jawab anakku bingung.                   
"Ya sudah, sana baca Al-qur'annya,nanti biar bunda yang urus"  jawabku tak yakin. Apalagi suamiku juga belum pulang dari masjid. Malah kata anakku yang sulung, mungkin ayah ke sekolah,ada diklat KIR. Benar juga,tak lama terdengar suara sepeda motor berhenti di depan rumahku. suara mesinnya yang agak kasar,jelas menunjukkan kalau itu bukan suara sepeda motor suamiku.                 ,                                           
"Kulonuwun.......!" terdengar  orang memberi salam. Anak sulungku yang menemui, sementara
 kulipat mukenaku. Aku mulai memutar otak kalau orang ini mau macam-macam. Dia pasti bukan orang dekat sini kalau melihat maghrib-maghrib enggak ke masjid malah keluyuran. Ternyata ada 2 orang, laki-laki dan perempuan. yang laki-laki umurnya sekitar 30-an, sementara yang perempuan masih sangat muda, mungkin sekitar 20-an atau malah belasan. Yang laki-laki menyampaikan maksudnya pada anak sulungku, tapi kayaknya anak sulungku tidak paham maksudnya. Aku keluar, dan mempersilakan tamu tak diundang itu masuk,dan kutanyai maksud kedatangannya.   Orang itu bercerita "Tadi saya menabrak anak ibu....        "Terus anak saya bagaimana?"kupotong saja cerita orang itu. Benar-benar  kutuk marani sunduk nih orang. menyebalkan sekali. Harusnya dia mempertanggungjawabkan perbuatannya, jangan malah minta ganti rugi.  Untungnya anakku gak papa. kalau sampai terjadi apa-apa sudah kucekik nih orang.
 "Anak ibu gak papa, untung rem saya pakem, jadi motor saya langsung berhenti, tapi motor saya  rusak berat. Semua lampunya mati, stangnya bengkok, tangan saya  luka seperti ini (sambil menunjukkan sikunya yang sediki baret-baret seperti dicakar kucing.Kalau aku yang luka ringan seperti itu  pasti kuabaikan.Bukan sesuatu banget.)  . Terus istri saya juga kelihatannya tangannya terkilir (Yang perempuan dari tadi tangan kanannya menyangga tangan kirinya, seolah-olah tangan kirinya tak sanggup bergerak tanpa ditopang tangan yang lain.). Kepalanya juga masih pusing karena tadi terjatuh.
"Maaf, sebenarnya kejadiannya bagaimana, sebab kalau menurut saya yang salah ya panjenengan. Yang menabrak khan panjenengan?" Aku berusaha menahan emosiku.
" Anak ibu sudah saya ritting, tapi tidak mau menengok ke saya, malah naik sepedanya membingungkan, jadi tertabrak motor saya, dan keadaan saya seperti ini. (Hemm....nih orang syaraf kali ya, orang naik sepeda onthel kok dikasih lampu ritting. memangnya ada spionnya pa?) Dan juga sudah saya bel (klakson) tapi tidak dengar. Naik sepedanya juga di tengah jalan, (Yang perempuan ikut menambahi, seolah-olah yang salah anakku, dan mereka berhak mendapatkan ganti rugi. Mereka tetap mematung di ruang tamuku, membuatku bingung, apa mau ngasih ganti rugi, apa menyuruh orang2 ini pulang. Tapi menyuruh mereka pulang kayaknya susah, mereka tetap nekad dan ndableg membisu di situ.
(Aku merenung sejenak, tak tahu apa yang harus kulakukan.).
Sekarang sementara luka bapak  diobati dulu (aku berusaha mengulur waktu), Kusuruh anak sulungku mengambilkan obat luka. Kupanggil anak keduaku yang sudah selesai melakukan rutinitasnya membaca Al Qur'an seusai shalat maghrib.
"Coba ceritakan kejadiannya bagaimana sampai kamu bisa tertabrak motor.
"Aku tadi menyeberang jalan, terus aku sudah sampai di seberang, tahu-tahu aku kaget tertabrak motor.Motornya bapak-e tidak ada lampunya.
"Oooo!" Spontan aku ber-ooo. Ternyata nih orang membahayakan diri sendiri dan orang lain.siang hari saja sepeda motor harus menyalakan lampu, ini malam-malam, berani-beraninya tak menyalakan lampu. lampunya sudah putus sejak awal, mau dimintakan gantirugi pula. Kelewatan nih orang.jangan-jangan enggak punya SIM dan STNK juga. Tiba-tiba aku punya ide. Kebetulan tetanggaku ada yang polantas. Kusuruh anakku meminta tolong pada beliau menyelesaikan masalah ini. Aku agak tenang sambil menunggu anakku meminta tolong ke tetanggakku. Paling idak aku merasa di atas angin, karena orang ini menurutku banyak melakukan pelanggaran lallintas. Biar dia rasain.
Tapi ternyata anakku pulang sendirian, Pak Polantasnya sedang tugas luar . Aku kembali bimbang. Kayaknya aku memang harus memberi ganti rugi. Yah...asal mintanya dalam jumlah wajar tak apalah.
Tapi tiba-tiba terdengar suara sepeda motor suamiku. Aku lega bukan main.Singkat cerita, aku menceritakan apa yang terjadi pada suamiku, yang segera menemui tamunya, sementara aku masuk mau membuat minuman.
"Jadi ceritanya sampeyan mau menuntut anak saya? terdengar suara suamiku yang keras dan galak.(Kalau menghadapi masalah seperti ini, bersyukur deh punya suami galak, hehe...)
"Tidak pak, tapi sepeda motor saya stangnya bengkok, kudengar suara orang itu.
"Mari dilihat sepeda motornya!",Suamiku dan tamu-tamuku keluar dan suamiku langsung mengajaknya ke bengkel dekat rumahku. Orang itu hanya berani minta stang motornya yang bengkok untuk diperbaiki, tak mmenuntut yang lain-lain. Suamiku yang membayarnya dan urusan selesai. Kata suamiku anggap saja shodaqoh, dan berpesan lain kali kalau dia tak ada di rumah,jangan menyuruh orang-orang semacam itu masuk rumah, kita harus waspada, siapa tahu ada yang bisa membahayakan keselamatan kita. Ocree Boss....:p
\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar