Rabu, 15 Desember 2010

Belajar Islam

MENGAPA…… OH MENGAPA………..?!


Rasulullah SAW bersabda “ Menuntut Ilmu diwajibkan bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah dan Tabrani).



Assalamu’alaikum Warohmatullohi wabarokatuh,
Saya sedang belajar Islam, dan membaca Al Qur,an. Bacaan saya mungkin masih terbata-bata, dalam arti mungkin tadjwidnya belum sempurna, harokatnya, dan entah banyak mungkin yang masih kurang dalam saya membaca Al Qur,an, karena itu setiap kali selesai maghrib setiap hari saya berusaha selalu membaca Al Qur’an, dan istighfar untuk memohon ampun bila saya banyak melakukan kesalahan membacanya, sebab saya  betul-betul membaca secara harfiah, sebab sejujurnya, saya tak tahu arti terjemahannya, kecuali beberapa kata yang mudah seperti Allah, Illah, wa, Sholatu, dll yang artinya mirip dengan bahasa Indonesia.  Sambil terus berusaha menyempurnakan bacaan, saya juga suka membaca tafsir, karena di situ saya bisa mengetahui terjemahan Al Qur,an. Kalau masalah keimanan, saya cenderung lebih menekankannya kepada pribadi saya sendiri, sebab masalah keimanan  adalah masalah yang sangat individualistis, maka saya lebih suka menyimpan keyakinan saya di dalam hati. Dalam Ihya Ullumudin karya Imam Ghazali, saya membaca, :
Rasululullah SAW bersabda, “Menuntut Ilmu diwajibkan bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah dan Tabrani).
 Sedang lebih jauh Imam Ghazali menjelaskan, dilihat dari perolehannya, Ilmu yang wajib kita pelajari ada yang bersifat fardhlu ‘ain ( Harus dipelajari seluruh kalangan tanpa kecuali) yaitu ilmu agama dan fardhlu kifayah (Jika telah dipelajari sebagian kalangan maka sudah dianggap cukup), yang berupa ilmu yang berkaitan dengan hokum-hukum yang tampak (dzahir), seperti ilmu-ilmu umum. 
Setelah membaca terjemahan Al Qur,an dan beberapa pengetahuan yang terdapat dalam Al Qur,an, saya tertarik pada fakta ilmiah yang terdapat dalam Al Qur,an, yaitu :
  1. Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah” (Surat Al Mu’minuun (23) ayat 12.)
  2. Allah berfirman : “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu? Menjawab Iblis. Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah “ (Surat Al A’raaf (7) ayat 12)
  3. Surat ke 86 : Ath Thaariq :  “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan?(ayat 5), Dia diciptakan dari air yang terpancar (ayat 6) Yaitu keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada (ayat 7).
Saya pernah membaca bahwa para ilmuwan kesulitan mendeteksi unsure pembentuk tubuh manusia, tapi dengan ayat ini, mungkin saja para ilmuwan bisa meneliti kandungan kandungan tanah seperti K, N. O dll karena mungkin saja itulah yang sebenarnya terkandung di dalam tubuh manusia berdasar surat Al Mulminuun ayat 12 dan Surat Al A’raf ayat 12 di atas. Sekaligus mungkin ayat ini bisa menjadi dasar ditemukannya Ilmu kultur jaringan yang memungkinkan kehidupan suatu sel dalam media tanah yang memenuhi atau kondusif untuk pertumbuhan sel. Atau bahkan media lain seperti media agar yang mengandung unsure-unsur pembentuk tanah , dan kondusif untuk perkembangan dan pertumbuhan sebuah sel yang hidup. Sedangkan suatu paham atau pengetahuan yang belum saya temukan apakah hadist atau ada dalam Al Qur,an adalah diciptakannya Hawa dari tulang rusuk Adam, saya berpikir, ini adalah pengetahuan dasar tentang adanya cloning. Tapi mungkin bukan cloning tulang, tapi cloning sel hidup yang ada dalam tulang, atau di dalamnya, yaitu cloning sumsum.  Di mana masalah cloning yang controversial ini mestinya bisa kita pahami, bahwa hal itu diciptakan Allah secara cloning hanya untuk penciptaan manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa yang tidak didahului oleh pembuahan, jadi manusia dilarang melakukannya, jika dihubungkan dengan Larangan untuk menggambarkan makhluk bernyawa (manusia dan hewan), di mana kalau hanya menggambar atau membuat patung tentulah jadinya hanya sebuah benda tak bernyawa, yang mungkin diperbolehkan, tapi kalau penggambaran itu sebuah karya atau ciptaan yang menghasilkan makhluk bernyawa sebagaimana cloning pada manusia dan hewan, maka  telah ada larangannya, sehingga mungkin Allah hanya mengijinkan cloning dan kultur jaringan itu hanya sebatas diterapkan pada tumbuhan yang bisa dikonsumsi manusia, dan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia, tapi kalau melihat dari manfaat yang ditimbulkan, seperti untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia di muka bumi, maka untuk cloning hewan mungkin masih diperbolehkan, sejauh itu menambah ketaqwaan manusia pada Tuhannya. Sedangkan untuk penciptaan manusia selanjutnya, dalam Surat (86) Ath-Thaariq, Dia diciptakan dari air yang terpancar (ayat 6) Yaitu keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada (ayat 7).
 maka penciptaan manusia terjadi dari memancarnya air mani laki-laki dan perempuan, yang keluar dari tulang sulbi ( kemaluan) dan tulang dada (perasaan hati, atau adanya cinta dan kasih sayang antara  laki-laki dan perempuan, Al Laits bin Sa’ad berkata dari Ma’mar bin Abu Habibah Al Madani, dalam Tafsir Juz ‘Ama oleh Ibnu Katsir)
      Lebih jauh lagi, dengan adanya kewajiban mempelajari Ilmu agama sebagai fardhlu ‘ain, maka bisa menghindari kesalahan hipotesis maupun kesimpulan yang diambil para ilmuwan seperti pada teori Darwin yang telah meneliti adanya kemiripan sel-sel monyet dengan sel-sel manusia sehingga berkesimpulan bahwa manusia berasal dari kera yang telah mengalami evolusi yang sangat lama. Mestinya kalau Darwin mempelajari Ilmu agama dulu daripada Ilmu genetika, maka dia pasti akan membalik kesimpulannya, bahwa “Kera berasal dari manusia yang telah bermutasi dan berevolusi dalam waktu yang lama, Sebab makhluk hidup yang pertama kali mendiami bumi adalah Adam dan Hawa. Bahkan kalau keimanan Darwin lebih tinggi, mungkin dia hanya berani berpraduga atau berprasangka, dan mengembalikannya kepada Allah, sebab meskipun terdapat kemiripan sel, tidak mustahil manusia dan kera merupakan spesies yang berbeda golongan, sebab derajad manusia ditentukan oleh ketaqwaanNya pada Allah, meskipun bisa juga ditunjang oleh kemampuan otaknya, tapi kalau otaknya justru digunakan untuk mengingkari ayat-ayat Allah, yang mengingkari ayat-ayat yang telah menyebutkan penciptaan Adam sebagai manusia pertama penghuni bumi, maka derajadnya mungkin sama dengan kera. Wallahu alam bishowab. Semoga lain kali kita bisa menemukan ilmu-ilmu yang lebih banyak dengan “membaca” Al Qur,an dengan memahami artinya, dan meskipun hanya berupa praduga dan hawa nafsu, tapi menemukan sesuatu yang bermanfaat, sebagaimana halnya iblis yag diciptakan dari api dan selalu menghantui kita, maka Iblis yang menjadi symbol keburukan atau hawa nafsu itu seperti api sebagaimana dia berasal, kecil menjadi kawan, tapi besar menjadi lawan, sebagai mana kita berpikir dengan otak kita, bila pikiran menghasilkan nafsu mutmainah, maka justru akan membawa kemaslahatan, tapi jika manusia sudah melampaui batas, maka nafsu itu menjadi nafsu syetan atau iblis, sebagaimana nafsu yang disalurkan dalam lembaga yang sah seperti perkawinan, maka akan mendapat pahala, tapi nafsu yang kelewat batas yang banyak dipertontonkan dalam kehidupan kita akhir-akhir ini, maka akan menjadi nafsu syetan yang dilaknat Allah. Na’udzubillahi mindalik. Wallahu alam bishowab. Kun fayakun, hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Wabillahi taufiq Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,…..