Rabu, 14 Oktober 2009

ISTRI YANG SOLEHAH

Diriwayatkan dari Anas Bin Malik ra. dari Rasulullah SAW, bersabda:
"Ketika seorang wanita telah menunaikan shalat lima waktunya, berpuasa di bulannya, memelihara kemaluannya, dan taat kepada suaminya, hendaknya dia memasuki surga dari pintu manapun yang dia kehendaki.(Terjemahan Tanbiihul Ghafilin)
Jadikan rumah tangga seperti soto. Justru karena ada asam, manis, pedas, gurih, segar, menjadi lezat rasanya


Sahabat saya memesan artikel tentang wanita yang solehah. Rupanya dia sedang bingung mencari criteria yang tepat untuk wanita yang ingin dinikahinya. Maklumlah, sekarang banyak sekali wanita dengan sifatnya masing-masing. Sebab di era keterbukaan (Atau serba buka-bukaan?)sekarang ini, di mana wanita sudah diberi kesempatan untuk bebas menentukan keinginan dan jalan hidupnya, melahirkan tipe wanita yang beragam. Tidak lagi bertindak menurut kelaziman, tapi bertindak sesuai keinginan. Sangat menyenangkan (sebab saya juga wanita). Tapi mungkin yang diinginkannya adalah wanita yang memegang teguh kaidah agama. Kriteria wanita solehah tak berubah, tapi mungkin dalam realisasinya, terjadi keadaan yang beragam. Seorang wanita solehah hendaknya juga mendapatkan suami yang soleh sehingga akan terjadi keseimbangan. Dan harus kita ketahui bersama, bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, jadi kalau kita menginginkan seorang wanita dengan kesempurnaan kriteria dalam Islam seperti : Mulia nasabnya, cantik parasnya, berlimpah hartanya, dan bagus akidahnya, mungkin akan sangat sulit ditemukan. Karena itu, bila tidak ada keempatnya secara sempurna, sebagai laki-laki yang soleh, hendaknya memilih wanita yang bagus akidahnya. Meskipun ada yang terbalik, karena berpikir setelah menikah akan bisa mengubah akhlak istrinya, maka justru memilih yang cantik parasnya, mulia nasabnya, atau berlimpah hartanya. Mungkin hal seperti ini bisa berakhir dengan kebaikan, tapi banyak juga yang akhirnya justru diakhiri dengan perceraian karena sang istri merasa tertekan dan tidak suka dengan ketaatan suaminya yang terasa berat. Akhirnya berontak dan justru bertindak lebih bebas dan sesuka hati dengan alasan apa yang saya lakukan adalah tanggung jawab saya dengan Allah. Nah..Lo!

Intinya, untuk membangun sebuah keluarga yang utama, sebenarnya adalah i’tikad baik dari kedua belah pihak untuk membangun keluarga yang harmonis.Berusaha maksimal untuk menjadi tim yang solid dalam membangun keluarga. Saling mengerti, saling memahami, dan saling medukung dalam suka maupun duka. Tidak hanya membayangkan yang indah-indah, tetapi siap menghadapi kesulitan dalam berumah tangga. Atau sebaliknya, selalu susah tanpa pernah merasakan saat-saat indah. Keduanya pasti akan menghampiri kehidupan berumah tangga. Terkadang suka cita, bahagia, gembira , lain kali menghadapi kesulitan entah masalah ekonomi, perbedaan prinsip, perbedaan kebiasaan, keinginan, dll. Tidak setiap kali berbeda paham, langsung minta cerai ( selebriti kalee..!!). Mungkin bagi saya, saat-saat awal pernikahan yang biasa dianggap sebagai bulan madu justru merupakan masa-masa rawan, sebab saat itulah terjadi gesekan dan perbedaan . Dari sebelum menikah yang sok jaim,menyembunyikan banyak keburukan, kalau mau bertemu dandan dulu, kalau bertengkar mengalah dan pulang ke rumah masing-masing, membersihkan rumah hanya kalau mau di-apeli, privacy masih terjaga, sampai akhirnya pagi siang sore malam bertemu, dari jeleknya waktu tidur, kumalnya saat belum mandi, sampai mungkin kebiasaan yang jorok, harus berbagi menyusun anggaran, setiap waktu harus bersih-bersih rumah, perbedaan selera, perbedaan kebiasaan, mau tak mau harus dijalani. Duh...berat banget. Tapi kalau kita menyadari bersama akan keadaan dan tanggung jawab itu, Insya Allah semuanya akan berjalan dengan baik, sehingga semakin lama kita berumah tangga, justru akan semakin kita rasakan kenikmatannya, bukan sebaliknya.

Kembali kepada wanita solehah, mungkin saya perlu menuliskannya di sini (Saya ambil dari 40 tanggung jawab istri terhadap suami.Drs M. Thalib. Penerbit Irsyad Baitus Salam. Bandung. Dan untuk suami, saya mohon seharusnya juga membaca 40 tanggung jawab suami terhadap istri, supaya seimbang. Silakan dibaca sendiri, bisa meminjam kepada saya....:))))