Rabu, 10 Juni 2009

Membersihkan cermin hati









DAYA MAGIS KERiS


Keris-keris itu tidak ada rangkanya.Bentuknya berkelok-kelok, tidak terlalu panjang, tapi cukup menunjukkan kalau barang itu adalah sebilah keris. Ada sekitar 3 atau 4, sementara yang dua adalah sebilah tombak tanpa tangkai. Atau lebih tepatnya sebuah mata tombak yang panjangnya sekitar 15 cm. Benda-benda )
itu adalah peninggalan kakek buyutku dari pihak bapak. Konon ceritanya, keris dan tombak itu adalah senjata kakek buyutku untuk melawan musuh di jaman penjajahan Belanda dahulu. Bahkan ada yang bilang, kalau di sekitar rumahku ditunggui oleh pocong dan gendruwo, yang akan menampakkan diri kalau ada orang yang bermaksud jelek terhadap keluarga kakek buyutku, tetapi kami sebagai anak keturunannya tidak pernah sekalipun pernah melihat makhluk-makhluk halus itu. Wallahu'alam. Terkadang bulu kudukku merinding membayangkan benda-benda itu pernah menumpahkan darah. Dulu sekali, sewaktu aku masih kecil, setiap malam jumat kliwon dan selasa Kliwon , Bapak selalu membakar kemenyan dan memberinya bunga tujuh rupa. Bukan bermaksud musryik, tapi lebih sekedar mengikuti kebiasaan kakek buyutku. Konon ceritanya, kalau Bapak lupa membakar kemenyan dan memberi bunga, Bapak akan merasa diganggu oleh suara-suara seorang anak yang menangis kelaparan. Sehingga Bapak akan teringat kalau kebiasaannya belum dilakukan.(Wallahu'alam) Tapi alhamdulillah, ketika pemahaman kami terhadap agama semakin bertambah, kami segera mohon ampun kepada Allah atas segala ketidakmengertian kami. Astaghfirullah!Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kami. Keluarga kami menjadi paham, bahwa tindakan seperti itu tidak diperbolehkan dalam agama, maka semua pusaka itu kami simpan sewajarnya. Kami simpan di lemari sebagai harta peninggalan kakek buyut yang kami rawat dan kami pelihara.Sebagai kenangan kami terhadap nenek moyang yang telah mengalirkan darah keturunan di dalam tubuh kami. Dan Subhanallah, Keris-keris pusaka itu tidak lagi mengganggu kami, walaupun kami tak pernah membakar kemenyan dan memberi bunga

Hari ini, kakakku sedang mengelus-elus keris itu untuk membersihkannya. Iseng-iseng aku bertanya.. " Mas. Percaya enggak kalau orang yang beriman, percaya dan takwa pada Allah tidak butuh senjata apalagi jimat agar selamat selama hidupnya. Dan orang yang berlindung pada Allah pasti selamat.
Ah..ya enggak. Kayak sinetron aja, yang berada di sisi Allah pasti menang. Buktinya, itu Lik Trisno(nama samaran) rajin ke masjid, rajin tadarus, tapi main dolalak juga kerasukan. Berarti kan kalah sama setan. Kakakku cuek aja melap keris-keris itu dengan minyak sinyong-nyong.

"Wah..kalau itu pasti kurang kuat imannya Mas. Jadi bisa dimasukin jin. Kalau betul-betul kuat, pasti enggak bakalan kerasukan. Kataku yakin (Insya Allah!).

" Lha itu Mbah Zain(nama samaran juga). Imannya kuat, tapi juga sakit-sakitan, lumpuh, malah pelo juga. Akhirnya meninggal. Masak seperti itu dibilang selamat.Kakakku masih kekeuh..
Lho..maksud Mas selamat itu sehat wal afiat, enggak pernah kena aral, enggak pernah sakit, enggak pernah celaka. Hidup berlimpah harta, pangkat tinggi, gaji gede...???
Lha iyo to? Terus apa? Kakakku masih asyik melap keris-keris itu.
Ya..selamat itu ya mati dalam keadaan beriman Mas. Hati masih tetap mengucapkan dan berkeyakinan mempersaksikan Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Itu selamat yang sebenar-benarnya bagi orang beriman Mas. Nabi Ayub saja diberi penyakit yang sangat menjijikkan, harta bendanya ludes, tapi Dia merasa bersyukur dan tetap bersabar, ya itu namanya selamat karena dijanjikan masuk surga.
O iya ya..! Meskipun sengsara dan mati, kita tetap selamat kalau masih teguh mencintai Allah, meski diberi kemiskinan, penyakit, kesulitan, kekurangan, ya tetap selamat kalau ikhlas menerima kehendak Allah. Bener..bener..! Kakakku setuju. Aku hanya tersenyum. Tetapi mengapa ya, masih banyak orang yang pergi ke dukun, meminta jimat, memuja jin, menyembah harta dan pangkat, padahal Allah adalah sebaik-baik penolong. Hasbunallahu wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mannasir. ( Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan sebaik-baik pelindung. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.)

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia. Dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (Al Baqarah : 116
















Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.